PENDAHULUAN
Organ sensori tersebar luas  dalam epitel, jaringan kulit otot dan tendon.
Informasi mengenai lingkungan  interna dan eksterna  tiba di SSP melalui reseptor sensorik
Reseptor sebagai alat transduksi / tranduser yang akan mengubah berbagai bentuk energi
Reseptor  sensorik  mungkin merupakan bagian sel khusus/neuron yang dapat menimbulkan sebuah potensial aksi.
Bentuk energi yang di ubah reseptor : mekanin, suhu,  elektromagnetik, dan energi kimia (bau, rasa)
Reseptor pada masing-masing organ sensorik bersifat  spesifik
MACAM-MACAM SENSORI DASAR PANCA INDRA
KLASIFIKASI ORGAN INDRA
Reseptor sensork bersifat khas untuk berespon pada  satu bentuk energi tertentu, à jenis resptor  berbeda 
Tradisional : Penciuman, Penglihatan, Pendengaran, Pengecapan dan perasaan kulit
Berdasarkan reseptornya :
Teleseptor : Penerimaan jarak jauh
Eksoresptor : Berhubungan dengan lingkungan luar
Interoseptor : Berhubungan dengan lingkungan dalam
Propripseptor : Memberi informasi mengenai sikap tubuh
Nosiseptor : Reseptor nyeri
Fisiologi penglihatan
Pertimbangan anatomik :
lapisan reseptor
sistem lensa : Untuk memusatkan cahaya pada reseptor
sistem syaraf : Untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke otak
Jaringan penyusun organ : sklera,  kornea,  koroid, lapisan pembuluh  darah, retina, lensa kristalina,  zonula zinii,   iris, corpus  vitreus/humor vitreus, trabekule, Schlemm
MEKANISME PEMBENTUKAN BAYANGAN
Mata mengubah  energi dalam spektrum cahaya yang terlihat menjadi potensial aksi dalam nervus optikus
Bayangan dari benda sekitar, akan difokuskan pada retina.
Berkas cahaya yang mengenai retina  menimbulkan potensial pada sel batang  dan kerucut
Impuls  yang dibentuk  dalam retina  dihantarkan ke korteks serebri
Timbul kesan penglihatan
RETINA
Retina terbentang menyusun 10 lapisan yang mengandung sel batang dan kerucut (reseptor cahaya).
Sel kerucut dan batang bersinaps dalam sel bipoler
Sel bipoler bersinaps dalam sel ganglion
Akson sel ganglion berkumpul dan meninggalkan bolamata sebagai  nervus optikus.
 
LINTASAN SYARAF
Sel-sel ganglion berkumpul dalam nervus optikus berakhir dalam corpus geniculatum lateral (talamus)
Serabut dari masing-masing hemiretina mengalami decussatio pada Chiasma optikum
Serabut syaraf yang berasal dari retina kiri dan kanan bersinaps pada  Tractus  geniculacalcarinus
Corpus genicultum menghantarkan impuls ke korteks serebri, terdiri dari 6 lapisan :
-  Lapisan 1,4, dan 6  menerima impuls dari kontra lateral
-   Lapisan 2,3 dan 5 menerima impuls dari ipsi lateral.
PRINSIP OPTIKA
Berkas cahaya dibelokan atau dibiaskan  apabila melintas  dari satu  medium masuk  kedalam  medium yang berbeda  kepadatannya, kecuali jika  mengenainya tegak lurus.
Sinar sejajar yang menganai lensa bikonveks akan dibiaskan  ke satu titik (Fokus utama) dibelakang lensa
Untuk maksud praktis matematis di kalibarasi jarak 6 meter sebagai jarak ideal benda ke retina dan dianggap sejajar.
Sinar yang datang   kurang dari 6 meter  à divergent oleh karena itu memusat pada fokus yang lebih kebelakang
Lensa bikonkaf  menyebabkan divergensi  berkas cahaya
Makin besar kecembungan lensa,  makin besar kekuatan pembiasannya.
Satuan daya bias (D)  dioptri
Dioptri merupakan kebalikan  dari jarak fokus utama (f) dalam meter
Misal : sebuah lensa dengan fokus utama 0,25 meter.
Maka daya bias (D) = 1 / f
= 1 / 0,25
= 4 dioptri
Prinsip optika
FISIOLOGI PENDENGARAN
n   Pertimbangan anatomik
n    Telinga mengandung reseptor untuk 2 jenis sensorik : pendengaran dan keseimbangan.
n Pendengaran :  telinga luar, telinga tengah dan kochlea.
n Keseimbangan : canalis semisirkuler, utrikulus dan sacculus.
n    Telinga luar : menyalurkan suara  ke dalam  meatus akustikus ekternus à meatus canalis  ekternus   membrana tymphani.
n    Telinga tengah : Maleus, inkus, stapes
n    Telinga dalam : labirin, cairan perilimfe, membran, endolimfe, cochlea dan organ korti.
n   LINTASAN SARAF
n   Nuclei kochlearis
n   Colliculus inferior
n   Pusat reflek pendengaran
n   Corpus geniculatum medi
n   Talamus
n   Korteks pendengaran
n   PENGHANTARAN SUARA
n    Telinga mengubah  gelombang suara menjadi potensail aksi dalam kochlearis.
n    Gelombang diubah oleh  gendang telinga dan tulang pendengaran menjadi gerakan tulang stapes
n    Gerakan stapes menghasilkan  menimbulkan gelombang pada cairan telingan dalam
n    Gelombang diterima organ korti, sehingga timbul potensial aksi  pada serabut-serabut syaraf
n    FUNGSI FISIOLOGIS MEMBRANA TIMPANI DAN TULANG PENDENGARAN
n    Penghantaran tulang telinga tengah
n    Gelombang suara drai permukaan luar à gerakan membrana timpani (resonator)
n    Gerakan membrani timpani  diteruslkan pada malleus  Incus  Stapes
n    Menggerakan skala vestibuli cochlea yang berisi cairan endolimfe
n    Selanjutnya dihantarkan ke kochlea.
n    Penghantaran  udara.
n    Penghantaran Tulang telinga.
n   FISIOLOGI PENGHIDU DAN PENGECAPAN
n   Pertimbangan anatomis
n    Digolongkan sebagai perasaan visceral karena erat kaitannya dengan fungsi pencernaan.
n    Reseptor penciuman dan pengecapan termasuk kedalam Kemoreseptor
n    Kemoreseptor dirangsang oleh molekul-molekul dalam larutan dalam cairan hidung dan mulut.
n    Reseptor penciuman = teleseptor, tidak ada akses ke talamus,  tidak memiliki are proyeksi pada neokorteks
n    Reseptor pengecapan :  naik melalui pangkal otak à ke talamus  dan berproyeksi pada gyrus post sentralis .
 
n   FISIOLOGI PENGHIDU
n    Reseptor penciuman  hanya memberi respon  terhadap zat yang  bersentuhan dnegan epitel penciuman  dan larut dengan lapisan mukus.
n    Rangsang bau à Potensial reseptor, Ada 3 teori
n    Molekul berbau  menekan aktifitas sistem enzim epitel à perubahan dan reaksi kimia
n    Molekul berbau mengubah  permukaaan sel-sel reseptor yang menybabkan perubahan kandungan listriknya.
n    Molekul  berbau mengubah permeabilitas membran sel  terhadap Natrium
n    Rangsangan akan diteruskan oleh Bulbus olfaktorius  menuju korteks penciuman.
n    PENCIUMAN
RESEPTOR DAN LINTASAN
n   Reseptor penciuman  terletak pada bagian  mukosa hidung
n   Sel-sel penyangga mengekresi lapisan  mukus  secara teruis menerus untuk melapisi epitel .
n   Terdapat sekitar  10-12 juta reseptor dalam mukosa hidung
n   Tiap sel reseptor penciuman adalah  satu neuron
n   Mukosa penciuman merupakan tempat ujung neuron penciuman
n   Neuron penciuman = olfactory rods = yang menjulur ke permukaan mukus
n   Akson neuron reseptor menembus  lamina cribrosa dari os. Ethmoidale dan masuk ke dalam bulbus olfektorius
n   Bulbus olfaktory bersinaps membentuk  Glomerulo Olfactory à Stria  olfactory media   potensail aksi pada amigdala  diperspsikan
n  Diskrimisi penciuman
n   Manusia dapat membedakan 2000-4000 bau yang berbeda.
n   Penyebab belum diketahui secara pasti
n   Bau tertentu terbukti menimbulkan  peningkatan lokal metabolisme.
n    PENGECAPAN
LINTASAN DAN RESEPTOR
n   Organ sensorik = putikmkecap
n   Tiap putik kecap  terdiri dari  sel-sel penyangga  dan 5-18 sel rambut à reseptor pengecap.
n   Tipa putik kecap dipersarafi 50 serabut saraf
n   Pada manusia putik kecap terdapat pada : epiglotis,   palatum dan pharink dan dalam dinding papiula  fungiformis dan papila   vallatae (lidah)
n   LINTASAN SARAF
PUTIK KECAP
NERVUS FASIALIS
VERVUS GLASSOFARINGEUS
NERVUS  VAGUS
MEDULA OBLONGATA
(TRAKTUS SOLITARIUS)
LEMNIKUS MEDIALIS
TELAMUS (BERSAMA-SAMA DENGAN RABA, NYERI, DAN SUHU)
DAERAH PROYEKSI PENGECAPAN DI KORTEKS
n    CITA RASA DASAR. AMBANG RASA
DAN INTENSITAS DISKRIMINASI
n    Pada manusia ada 4 cita rasa dasar : manis, asin, pahit dan asam
n    Pahit dirasakan pada lidah bagian belakang
n    Asam sepanjang pinggir
n    Manis pada ujung
n    Asin pada dorsal depan
n    Ke-4 rasa tersebut juga dapat dirasakan pada  palatum, pharink dan epiglotis.
n    Beberapa penelitian menunjukan putik kecap hanya berespon pada rasa tertentu.
n    PERASAAAN KULIT
RABA, TEKAN,  DAN SUHU
n    Organ senserisnya secara spesifik adalah kulit
n    Terdapat 4 perasaan kulit : raba, tekan, suhu, nyeri
n    Mengandung  serabut-serabut saraf sensoris, yang ujungnya  berperan sebagai serabut peka rangsang : syaraf telanjang tak bermielin,  pelebaran ujung saraf terminal (markel dan ujung ruffini), ujung yang  terselubung (paccini, meisner dan krause)
n    lintasan
n    RABA DAN TEKAN
n    Paling banyak pada kulit jari dan bibir.  Relatif sedikit pada kulit tubuh
n    Informasi raba dihantarkan melalui 2 lintasan : sistem lemnikus dan anterolateral.
n    Mengandung  serabut-serabut saraf sensoris, yang ujungnya berperan sebagai serabut peka rangsang.
n    SUHU
n    Organ perasa suhu adalah ujung-ujung syaraf telanjang yang berespon terhadap suhu.
n    Serabut bermielin halus à traktus spinothalamikus lateral  talamus  gyrus post centralis.
n    NYERI
n    Organ senserisnya secara spesifik adalah kulit
n    Mengandung  serabut-serabut saraf sensoris, yang ujungnya berperan sebagai serabut peka rangsang.
n   PENGHANTARAN NYERI
n     Serabut syaraf delta A : Diameter 2,2 mm, kecepatan 6-70  m/detik, menghantarkan stimulus menusuk/tajam. Berakhir pada  ventro  basalis otak, yang selanjutnya dihantarkan ke  korteks
n     Serabut syaraf delta C : diameter 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2  m/detik, menghantarkan nyeri tumpul.    Berakhir pada arean retikularis   dan lamina nukleus thalamikus, kemudian dihantarkan ke korteks
n    PERJALANAN NYERI KE SSP
Stimulasi nyeri
Medula spinalis
Neopsinotalamikus                           Paleospinotalamikus
Nyeri cepat                         nyeri Lambat
Glutamat                Ion P
Serabut tipe A                      Serabut tipe C
Lamina Marginalis            Lamina II & Kornu Dorsalis
Otak
Mekanisme fisiologi indera khusus indera enghidu, penglihatan, pengecapan, pendengaran dan keseimbangan · Reseptor dan lintasan indera penghidu · Mekanisme dan persepsi penghidu · Reseptor dan lintasan indera pengecapan · Mekanisme dan persepsi pengecapan
Minggu, 05 Juni 2011
· Reseptor dan lintasan indera keseimbangan
A.ALAT PANCA INDRA
Indra  adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk  perubahan lingkungan. Agar dapat terjadi suatu penginderaan harus  dipenuhi empat syarat mutlak yaitu :
1. Adanya stimulus atau perubahan lingkungan yang mampu unuk membangkitkan respon sistem saraf.
2. Reseptor atau organ indra harus dapat menerima stimulus dan mengubahnya menjadi impuls saraf .
3. Impuls saraf harus dihantarkan sepanjang lintasan saraf dari reseptor atau organ indra ke otak.
4. Pusat indra yang bersangkutan di otak harus menterjemahkan impuls saraf yang diterimanya menjadi sebuah kesan.
 Setiap  indra menerima stimulus khusus untuk penginderaan yang sesuai. Impuls  sensoris yang berakhir pada pusat-pusat indera di otak, akan menimbulkan  penginderaan yang disadari. Jika impuls dari organ indera dihantarkan  ke medula spinalis maka akan terjadi juga aktivitas motoris tetapi  penginderaan yang dihasilkan bersifat tidak disadari.
Alat indera pada mamalia dapat diklasifikasikan menjadi
1. Menurut distribusinya
 Indra umum
 Indra umumTersebar luas di seluruh tubuh, contohnya adalah alat indera.
 Indra khusus
 Indra khususIndra ini hanya berada di tempat-tempat tertentu, contohnya adalah fotoreseptor pada retina mata.
2. Menurut lingkungan fisik yang mempengaruhinya
 Eksteroreseptor
 EksteroreseptorEksteroreseptor  menerima stimulus dari luar tubuh, terletak di bagian tubuh. Terletak  pada bagian tubuh yang dapat berhubungan langsung dengan lingkungan  luar.
 Interoreseptor
 InteroreseptorInteroreseptor  stimulus dari dalam tubuh, terletak di dalam otot, sendi, tendon, dan  organ-organ visera. Tiap otot rangka, tendon dan persendian memiliki  proprioreseptor, yang peka terhadap perubahan tegangan atau regangan  otot. Impuls dari proprioreseptor sangat penting untuk dapat terjadi  kontraksi yang serasi dari beberapa otot yang terlibat dalam suatu  gerakan, dan untuk mempertahankan keseimbangan posisi tubuh.
B. INDRA PERABA
Indra  peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit  mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada  manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
Klasifikasi reseptor antara lain:
 Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu
 Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).
2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).
3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).
4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).
 Berdasarkan sumber rangsangan
 Berdasarkan sumber rangsangan1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar.
2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
3. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.
 Berdasarkan morfologi
 Berdasarkan morfologi1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya.
2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.
Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain :
 Ujung Saraf Bebas
 Ujung Saraf Bebas Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas  ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf  bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya  sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di  antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang  banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai  stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba,  nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat  saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam  dermis.
 Beberapa  saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis  berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf  membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel).  Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran  sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan  antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan  dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus  merkel merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin. 
 Korpuskulus Peraba (Meissner)
 Korpuskulus Peraba (Meissner)Korpuskulus  peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung  jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya  tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan  lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu  dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian  tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal.  Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini  mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang  tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan  memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan  rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
 Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)
 Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini) Korpuskulus  berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak  tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo,  ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar  (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat  dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.
 Setiap  korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga  telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak  mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang  tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun  bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya.
 Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.
 Korpuskulus Gelembung (Krause)
 Korpuskulus Gelembung (Krause) Korpuskulus  gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia  eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini  berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai  sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam  korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi  tetap diselubungi dengan sel schwann. Seratnya mungkin bercabang atau  berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung  sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan  bertambahnya usia. 
 Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
 Korpuskulus Ruffini
 Korpuskulus Ruffini Korpuskulus  ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi.  Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir  saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor,  karena mirip dengan organ tendo golgi.
 Korpuskulus  ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang  terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang  bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang  oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima  rangsangan panas.
C. INDRA PENGECAP
Pada  mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor untuk  rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga  disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup  pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan  terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah. Kadang juga  dijumpai pada langit-langit rongga mulut, faring dan laring, walaupun  sedikit sekali. 
Kuncup-kuncup  pengecap ini ada yang tersebar dan ada pula yang berkeompok dalam  tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papila. Terdapat empat macam  papila lidah: 
1. Papila foliate, pada pangkal lidah bagian lateral,
2. Papila fungiformis, pada bagian anterior.
3. Papila sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah.
Ketiga papila di atas mengandung kuncup pengecap, dan
4. Papila Filiformis, terdapat pada bagian posterior. Pada foliate tidak terdapat kuncup-kuncup pengecap.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori)  yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita  makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste pores).
Kuncup-kuncup pengecap pada semua vertebrata mendapat persarafan dari cabang-cabang saraf kranial nomor VII, IX, dan X.
Kuncup-kuncup  pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan  pahit. Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa manis  terdapat pada ujung lidah, sedangkan untuk rasa masam terdapat pada  bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif untuk rasa pahit dan  bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin.
D.INDRA PEMBAU
Indra  pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlarut dalam udara atau  air. Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada  bagian yang disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori  terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel penyokong. Sel resptor  olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai filamen-filamen seperti  rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju bulbus olfaktorius  pada sistem saraf pusat. Sel-sel olfaktorius didampingi oleh sel-sel  penunjang yang berupa sebaris sel-sel epitel silindris berlapis banyak  semu.
Dalam  lamina propria tunika mukosa penciuman, selain terdapat banyak pembuluh  darah dan saraf, ditemukan juga kelenjar-kelenjar jenis tubulo alveolar dengan sel-sel seromukosa yang dengan PAS-positif.  Saluran ekskresi kelenjar ini bermuara ke epitel permukaan dan aliran  ekskresinya terus-menerus membersihkan bagian apikal sel-sel penciuman.  Dalam hal ini senyawa-senyawa yang merangsang rasa penciuman secara  tetap disingkirkan, jadi mempertahankan reseptor-reseptor selalu dalam  keadaan siap menerima stimulus yang baru. 
Pembau  dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan  dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh  reseptor olfaktori. Keadaan ini akan terganggu ketika kita sakit pilek,  di mana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut terganggu,  sehingga uap makann dari makanan di mulut tidak dapat mencapai rongga  hidung dan makanan seakan-akan kehilangan rasanya.
E.INDRA PENGLIHAT
1. Kedua mata (the eye).
2. Saraf optik, yaitu saluran saraf yang menghubungkan mata dengan otak (the visual pathway).
3. Pusat penglihatan dalam otak (visural korteks).
Disamping  itu terdapat organ-organ aseseori yang penting untuk melindungi dan  mempertahankan fungsi mata, yaitu kelopak mata, bulu mata, alis dan  kelenjar air mata.
1. The Eye
Mata merupakan bagian indera yang fungsinya hanya terbatas pada  menerima dan menyiapkan rangsang agar dapat diteruskan ke pusat-pusat  penglihatan yang terletak di dalam otak. Mata merupakan organ penglihat (apparatus visual) yang bersifat peka cahaya (foto sensitif).
Bagian  bola mata manusia yang bertdedah ke permukaan anterior hanya 1/6  (seper-enam) bagian saja. Sedangkan sisanya terlindung dalam orbita mata. Secara anatomi, bola mata dapat dibedakan menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu:
a. Sklera (selaput putih)
Sklera  merupakan selaput jaringan ikat yang kuat, berfungsi untuk  bagian-bagian dalam bola mata dan untuk mempertahankan kekakuan bola  mata. 
b. Kornea 
Kornea merupakan selaput bening yang melapisi bagian anterior bola mata. Kornea juga merupakan jalan masuk cahaya pada mata  dengan menempatkannya pada retina. Lapisan luar kornea ditutup oleh  lapisan epitel yang berkesinambungan dengan epidermis yang disebut konjungtiva.
2. Lapisan Vaskular, terdiri dari:
a. Koroid
Merupakan  menbran tipis yang mengandung pigmen dan melapisi permukaan sebelah  dalam sklera. Koroid mengandung banyak pembuluh darah yang menyalurkan  nutrisi ke retina.
b. Iris 
Iris  merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iris  terdapat dua perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan radial.  Iris berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang memasuki mata, dengan  jalan membesarkan atau mengecilkan pupil, yaitu lubang yang terletak di tengah-tengah iris.
Ketika  mata berakomodasi untuk melihat benda yang dekat atau cahaya yang  terang otot sirkuler berkontraksi sehingga pupil mengecil, begitu pula  sebaliknya.
Iris juga mempengaruhi warna mata seseorang, yaitu terkait dengan jumlah dan sifat pigmen yang terkandung di dalamnya.
c. Lensa
Lensa  mata berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk dan memfokuskan  cahaya pada retina. Lensa berada tepat di belakang iris dan tergantung  pada ligamen suspensori. Bentuk lensa dapat berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris. Ruang yang terletak diantara lensa mata dan retina disebut ruang viterus, berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang bersama dengan humor akueus berperan dalam memelihara bentuk bola mata.
d. Retina
Retina  adalah bagian mata vertebrata yang peka terhadap cahaya, merupakan  lapisan terdalam dari bola mata. Bagian ini berfungsi untuk menerima  cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan menghantarkan impuls ke  saraf optik (II). Retina tersusun atas lapisan jaringan saraf (sebelah dalam merupakan bagian visual) dan lapisan berpigmen (sebelah luar merupakan bagian non visual).
Lapisan jaringan saraf pada retina mengandung tiga daerah neuron yaitu:
1) Neuron Fotoreseptor
2) Neuron Bipolar
3) Neuron Ganglion
Neuron fotoreseptor berfungsi untuk menerima stimulus cahaya. Neuron fotoreseptor dapat dibedakan menjadi rods (sel batang) dan cones (sel kerucut). Sel batang mengandung pigmen rodospin  yang dikhususkan untuk penglihatan hitam-putih dalam cahaya redup,  serta untuk membedakan gelap dan terang serta tidak dapat menghasilkan  yang berwarna. Sedangkan sel kerucut mengandung pigmen iodopsin, yang dikhususkan untuk melihat benda berwarna dan dapat menghasilkan bayangan yang tajam dalam cahaya terang.
Sel kerucut terpusat pada fovea sentral, suatau lekukan kecil pada makula lutea.  Makula lutea (bintik kuning) terdapat pada bagian posterior retina,  bersesuaian dengan sumbu visual mata. Bayangan hanya dapat direspon oleh  mata, jika jatuh pada binti kuning. Cahaya yang diterima oleh  neuron-neuron fotoreseptor diubah menjadi impuls syaraf, kemudian  dihantarkan ke neuron bipolar dan diteruskan ke neuron ganglion.
F.INDRA PENDENGAR DAN KESEIMBANGAN
Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu 
1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara.
2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang ke telinga dalam.
3. Telinga dalam,  dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan  melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga  mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.
Telinga luar
Telinga  luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar  (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani),  bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran  suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran  tympani. Meatus akustikus eksternus terbentang dari telinga  luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai  saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas  meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh  tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah  rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah  mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu  kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat  lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen ( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi. 
Pada  ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia  diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan  dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang  melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut  kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran  atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell.
Telinga Tengah (kavum tympanikus)
Telinga  tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang  temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan), dan stapes  (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian .  Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan  bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian  dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga  tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani sekunder.
Telinga  tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina  propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan.  Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus  dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan  stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.
Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius (tuba  auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara  kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut  menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat  keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya  membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan  udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga  menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar  membran tympani.
Telinga Dalam (labirin)
Telinga  dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian  rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan.  Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe,  sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin  membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang  berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini  merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga  susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin  membranosa dilekatkan pada periosteum oleh  lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah.  Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng  dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat.
Labirin  terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea  (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah  lingkaran).
Vestibula  merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di  depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga  tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian  membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis  (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam  organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit.  Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan  akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.
Kanalis semisiskularis  merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula.  Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung,  disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis  (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap  gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika  juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan endolimfe.  Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe  akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan  tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya,  otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada  posisi yang baru.
Kokhlea membentuk  bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti  rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾  lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus.  Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga  saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah:
 Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.
 Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong. Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.
  Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat. Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.
 Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe. Skala  media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis  (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran  basilaris.
Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang.  Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear  dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan  impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.
Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga ® Menekan membran tympani ® melintas melalui tulang-tulang pendengaran ® Menekan tingkap jorong ® Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe   ®  Menekan membran vestibularis dan skala basilaris ® merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.
KESIMPULAN
1. Indra  merupakan eksteroreseptor , terdiri atas kumpulan reseptor yang khas  untuk menyadari suatu perubahan lingkungan luar tubuh.
2. Tiap organ indra mempunyai struktur khusus yang terdiri atas sel-sel reseptor (sensoris) dan berbagai jaringan tambahan untuk menunjang dan melindungi sel-sel reseptor. 
3. eksteroreseptor terdiri atas:
- Indra pembau (dalam tunika mukosa rongga hidung)
- Indra pengecap (dalam putting pengecap pada tunika mukosa papilla lidah)
- Indra peraba (tersebar pada kulit)
- Indra pendengar (dalam kokhlea) dan keseimbangan (dalam vestibulum) di telinga dalam.
- Indra penglihat (berupa sel batang dan sel kerucut dalam retina mata)
4. Suatu pengindraan dapat terjadi apabila dipenuhi empat syarat mutlak, yaitu:
a. Adanya stimulus atau perubahan lingkungan yang mampu membangkitkan respon sistem saraf.
b. Reseptor atau organ indra harus dapat menerima stimulus dan mengubahnya menjadi impuls saraf. 
c. Impuls saraf harus diantarkan sepanjang lintasan saraf dari reseptor atau organ indra ke otak.
d. Pusat indra yangb bersangkutan di otak harus menerjemahkan impuls saraf yang diterimanya menjadi sebuah kesan (Pengindraan).
      Ditulis dalam Uncategorized
Sabtu, 04 Juni 2011
Indera pendengaran dan keseimbangan Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu 1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara. 2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang pendengaran ( osikula) dan oleh tulang pendengaran diterusin ke telinga dalam. 3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan. Telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. Meatus akustikus eksternus terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen ( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi. Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell. Telinga Tengah (kavum tympanikus) Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani sekunder. Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng. Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius (tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani. Telinga Dalam (labirin) Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe, sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat. Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran). Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak. Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan endolimfe. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru. Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah: * Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong. * Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat. * Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe. Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris. Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak. Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga ® Menekan membran tympani ® melintas melalui tulang-tulang pendengaran ® Menekan tingkap jorong ® Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe ® Menekan membran vestibularis dan skala basilaris ® merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf. Jadi Ringkasnya begini 1. Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga 2. Selanjutnya gelombang menabrak gendang telinga 3. Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah Maleus Incus Stapes bergetar. 4. Akibatnya gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang menggetarkan apa yang disebut "jendela lonjong" 5. yang selanjutnya menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak. 6. Di sini, getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui syaraf tepi otak auditory no 8 Bagaimana suara drubah di Coclea * Terdapat cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput (coclea). * Rumah siput mempunyai beberapa saluran yang berisi cairan. * Saluran rumah siput mengandung "alat-alat korti yang merupakan alat yang sangat peka untuk indera pendengaran. * Organ korti ini tersusun atas "sel-sel bulu" atau rambut rambut halus * Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada sel-sel ini . organ korti melalui selaput batang (membran basalis) tempat alat-alat korti berada. * Ada dua macam sel bulu, sel bulu dalam dan sel bulu luar * Tergantung pada frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar. * Sel bulu luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran * Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utam * Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut * inferior colliculus * medial geniculate body * akhirnya selaput pendengaran * Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah. * Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak * Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya * Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna * Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.
Indera pendengaran dan keseimbangan   
    Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.
 Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong. Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.
  Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat. Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.
 Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.
    Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu
1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara.
2. Telinga tengah,   dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang pendengaran (   osikula) dan oleh tulang pendengaran diterusin  ke telinga dalam.
3. Telinga dalam,   dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan   melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga   mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.
Telinga luar
Telinga   luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar   (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani),   bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran   suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran   tympani. Meatus akustikus eksternus   terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus   eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding  yang  kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis  dan  sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh  kulit  dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar  keringat  yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa,   yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan   zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen ( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.
Pada   ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani.  Dia  diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan   dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang   melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut   kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran   atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell.
Telinga   tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang   temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan), dan stapes   (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian .   Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan   bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus  bersendian  dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah  antara telinga  tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani sekunder.
Telinga   tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina   propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan.   Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus   dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan   stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.
Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius (tuba   auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara   kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut   menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat   keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya   membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan   udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga   menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar   membran tympani.
Telinga Dalam (labirin)
Telinga   dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian   rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan.   Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi   cairan endolimfe, sedangkan rongga-rongga tulang yang di   dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin   osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang   terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput   otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal.   Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran   jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa   sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh   jaringan-jaringan ikat.
Labirin   terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea   (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah   lingkaran).
Vestibula   merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan  di  depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga   tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian   membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis   (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam   organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit.   Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi,  menyebabkan  akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.
Kanalis semisiskularis   merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang  vestibula.  Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut  menggembung,  disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis   (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap   gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika   juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan endolimfe.   Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe   akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan   tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya,   otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada   posisi yang baru.
Kokhlea membentuk   bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk  seperti  rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2  ¾  lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus.   Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari  tiga  saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah:
 Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.
 Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong. Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.
  Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat. Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.
 Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.Skala   media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis   (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran   basilaris.
Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang.   Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang  kokhlear  dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang  menghantarkan  impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.
Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga ® Menekan membran tympani ® melintas melalui tulang-tulang pendengaran ® Menekan tingkap jorong ® Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe   ® Menekan membran vestibularis dan skala basilaris ® merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.
Jadi Ringkasnya begini 
  
- Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga
- Selanjutnya gelombang menabrak gendang telinga
- Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah Maleus Incus Stapes bergetar.
- Akibatnya gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang menggetarkan apa yang disebut "jendela lonjong"
- yang selanjutnya menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak.
- Di sini, getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui syaraf tepi otak auditory no 8
Bagaimana suara drubah di Coclea
- Terdapat cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput (coclea).
- Rumah siput mempunyai beberapa saluran yang berisi cairan.
- Saluran rumah siput mengandung "alat-alat korti yang merupakan alat yang sangat peka untuk indera pendengaran.
- Organ korti ini tersusun atas "sel-sel bulu" atau rambut rambut halus
- Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada sel-sel ini . organ korti melalui selaput batang (membran basalis) tempat alat-alat korti berada.
- Ada dua macam sel bulu, sel bulu dalam dan sel bulu luar
- Tergantung pada frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar.
- Sel bulu luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran
- Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utam
- Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut
- inferior colliculus
- medial geniculate body
- akhirnya selaput pendengaran
- Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah.
- Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak
- Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya
- Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna
- Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.
Indera pendengaran dan keseimbangan Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu 1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara. 2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang pendengaran ( osikula) dan oleh tulang pendengaran diterusin ke telinga dalam. 3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan. Telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. Meatus akustikus eksternus terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen ( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi. Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell. Telinga Tengah (kavum tympanikus) Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani sekunder. Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng. Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius (tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani. Telinga Dalam (labirin) Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe, sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat. Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran). Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak. Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan endolimfe. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru. Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah: * Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong. * Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat. * Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe. Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris. Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak. Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga ® Menekan membran tympani ® melintas melalui tulang-tulang pendengaran ® Menekan tingkap jorong ® Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe ® Menekan membran vestibularis dan skala basilaris ® merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf. Jadi Ringkasnya begini 1. Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga 2. Selanjutnya gelombang menabrak gendang telinga 3. Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah Maleus Incus Stapes bergetar. 4. Akibatnya gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang menggetarkan apa yang disebut "jendela lonjong" 5. yang selanjutnya menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak. 6. Di sini, getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui syaraf tepi otak auditory no 8 Bagaimana suara drubah di Coclea * Terdapat cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput (coclea). * Rumah siput mempunyai beberapa saluran yang berisi cairan. * Saluran rumah siput mengandung "alat-alat korti yang merupakan alat yang sangat peka untuk indera pendengaran. * Organ korti ini tersusun atas "sel-sel bulu" atau rambut rambut halus * Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada sel-sel ini . organ korti melalui selaput batang (membran basalis) tempat alat-alat korti berada. * Ada dua macam sel bulu, sel bulu dalam dan sel bulu luar * Tergantung pada frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar. * Sel bulu luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran * Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utam * Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut * inferior colliculus * medial geniculate body * akhirnya selaput pendengaran * Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah. * Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak * Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya * Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna * Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.
Indera pendengaran dan keseimbangan   
    Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.
 Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong. Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.
  Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat. Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.
 Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.
    Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu
1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara.
2. Telinga tengah,   dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang pendengaran (   osikula) dan oleh tulang pendengaran diterusin  ke telinga dalam.
3. Telinga dalam,   dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan   melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga   mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.
Telinga luar
Telinga   luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar   (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani),   bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran   suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran   tympani. Meatus akustikus eksternus   terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus   eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding  yang  kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis  dan  sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh  kulit  dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar  keringat  yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa,   yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan   zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen ( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.
Pada   ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani.  Dia  diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan   dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang   melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut   kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran   atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell.
Telinga   tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang   temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan), dan stapes   (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian .   Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan   bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus  bersendian  dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah  antara telinga  tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani sekunder.
Telinga   tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina   propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan.   Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus   dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan   stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.
Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius (tuba   auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara   kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut   menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat   keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya   membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan   udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga   menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar   membran tympani.
Telinga Dalam (labirin)
Telinga   dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian   rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan.   Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi   cairan endolimfe, sedangkan rongga-rongga tulang yang di   dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin   osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang   terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput   otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal.   Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran   jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa   sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh   jaringan-jaringan ikat.
Labirin   terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea   (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah   lingkaran).
Vestibula   merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan  di  depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga   tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian   membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis   (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam   organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit.   Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi,  menyebabkan  akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.
Kanalis semisiskularis   merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang  vestibula.  Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut  menggembung,  disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis   (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap   gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika   juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan endolimfe.   Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe   akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan   tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya,   otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada   posisi yang baru.
Kokhlea membentuk   bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk  seperti  rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2  ¾  lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus.   Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari  tiga  saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah:
 Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.
 Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong. Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.
  Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat. Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.
 Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.Skala   media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis   (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran   basilaris.
Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang.   Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang  kokhlear  dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang  menghantarkan  impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.
Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga ® Menekan membran tympani ® melintas melalui tulang-tulang pendengaran ® Menekan tingkap jorong ® Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe   ® Menekan membran vestibularis dan skala basilaris ® merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.
Jadi Ringkasnya begini 
  
- Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga
- Selanjutnya gelombang menabrak gendang telinga
- Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah Maleus Incus Stapes bergetar.
- Akibatnya gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang menggetarkan apa yang disebut "jendela lonjong"
- yang selanjutnya menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak.
- Di sini, getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui syaraf tepi otak auditory no 8
Bagaimana suara drubah di Coclea
- Terdapat cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput (coclea).
- Rumah siput mempunyai beberapa saluran yang berisi cairan.
- Saluran rumah siput mengandung "alat-alat korti yang merupakan alat yang sangat peka untuk indera pendengaran.
- Organ korti ini tersusun atas "sel-sel bulu" atau rambut rambut halus
- Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada sel-sel ini . organ korti melalui selaput batang (membran basalis) tempat alat-alat korti berada.
- Ada dua macam sel bulu, sel bulu dalam dan sel bulu luar
- Tergantung pada frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar.
- Sel bulu luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran
- Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utam
- Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut
- inferior colliculus
- medial geniculate body
- akhirnya selaput pendengaran
- Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah.
- Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak
- Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya
- Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna
- Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.
Langganan:
Komentar (Atom)

 

