tag:blogger.com,1999:blog-43510457194736210632024-03-19T15:19:05.046-07:00FISIOLOGI DIAN HUSADAMekanisme fisiologi indera khusus indera enghidu, penglihatan, pengecapan, pendengaran dan keseimbangan
· Reseptor dan lintasan indera penghidu
· Mekanisme dan persepsi penghidu
· Reseptor dan lintasan indera pengecapan
· Mekanisme dan persepsi pengecapanariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-4351045719473621063.post-395316756854414452011-06-05T19:13:00.001-07:002011-06-05T19:13:58.794-07:00FISIOLOGI SISTEM PANCA INDERA<strong>PENDAHULUAN</strong><br />
Organ sensori tersebar luas dalam epitel, jaringan kulit otot dan tendon.<br />
Informasi mengenai lingkungan interna dan eksterna tiba di SSP melalui reseptor sensorik<br />
Reseptor sebagai alat transduksi / tranduser yang akan mengubah berbagai bentuk energi<br />
Reseptor sensorik mungkin merupakan bagian sel khusus/neuron yang dapat menimbulkan sebuah potensial aksi.<br />
Bentuk energi yang di ubah reseptor : mekanin, suhu, elektromagnetik, dan energi kimia (bau, rasa)<br />
Reseptor pada masing-masing organ sensorik bersifat spesifik<span id="more-999"></span><br />
MACAM-MACAM SENSORI DASAR PANCA INDRA<br />
KLASIFIKASI ORGAN INDRA<br />
Reseptor sensork bersifat khas untuk berespon pada satu bentuk energi tertentu, à jenis resptor berbeda<strong> </strong><br />
<strong>Tradisional : Penciuman, Penglihatan, Pendengaran, Pengecapan dan perasaan kulit</strong><br />
<strong>Berdasarkan reseptornya :</strong><br />
<strong>Teleseptor : Penerimaan jarak jauh</strong><br />
<strong>Eksoresptor : Berhubungan dengan lingkungan luar</strong><br />
<strong>Interoseptor : Berhubungan dengan lingkungan dalam</strong><br />
<strong>Propripseptor : Memberi informasi mengenai sikap tubuh</strong><br />
<strong>Nosiseptor : Reseptor nyeri</strong><br />
<br />
Fisiologi penglihatan<br />
Pertimbangan anatomik :<br />
lapisan reseptor<br />
sistem lensa : Untuk memusatkan cahaya pada reseptor<br />
sistem syaraf : Untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke otak<br />
Jaringan penyusun organ : sklera, kornea, koroid, lapisan pembuluh darah, retina, lensa kristalina, zonula zinii, iris, corpus vitreus/humor vitreus, trabekule, Schlemm<br />
<br />
<br />
MEKANISME PEMBENTUKAN BAYANGAN<br />
Mata mengubah energi dalam spektrum cahaya yang terlihat menjadi potensial aksi dalam nervus optikus<br />
Bayangan dari benda sekitar, akan difokuskan pada retina.<br />
Berkas cahaya yang mengenai retina menimbulkan potensial pada sel batang dan kerucut<br />
Impuls yang dibentuk dalam retina dihantarkan ke korteks serebri<br />
Timbul kesan penglihatan<br />
<br />
<strong>RETINA</strong><br />
<strong>Retina terbentang menyusun 10 lapisan yang mengandung sel batang dan kerucut (reseptor cahaya).</strong><br />
<strong>Sel kerucut dan batang bersinaps dalam sel bipoler</strong><br />
<strong>Sel bipoler bersinaps dalam sel ganglion</strong><br />
<strong>Akson sel ganglion berkumpul dan meninggalkan bolamata sebagai nervus optikus.</strong><br />
<strong> </strong><br />
<br />
LINTASAN SYARAF<br />
Sel-sel ganglion berkumpul dalam nervus optikus berakhir dalam corpus geniculatum lateral (talamus)<br />
Serabut dari masing-masing hemiretina mengalami decussatio pada Chiasma optikum<br />
Serabut syaraf yang berasal dari retina kiri dan kanan bersinaps pada Tractus geniculacalcarinus<br />
Corpus genicultum menghantarkan impuls ke korteks serebri, terdiri dari 6 lapisan :<br />
- Lapisan 1,4, dan 6 menerima impuls dari kontra lateral<br />
- Lapisan 2,3 dan 5 menerima impuls dari ipsi lateral.<br />
<br />
PRINSIP OPTIKA<br />
Berkas cahaya dibelokan atau dibiaskan apabila melintas dari satu medium masuk kedalam medium yang berbeda kepadatannya, kecuali jika mengenainya tegak lurus.<br />
Sinar sejajar yang menganai lensa bikonveks akan dibiaskan ke satu titik (Fokus utama) dibelakang lensa<br />
Untuk maksud praktis matematis di kalibarasi jarak 6 meter sebagai jarak ideal benda ke retina dan dianggap sejajar.<br />
Sinar yang datang kurang dari 6 meter à divergent oleh karena itu memusat pada fokus yang lebih kebelakang<br />
Lensa bikonkaf menyebabkan divergensi berkas cahaya<br />
Makin besar kecembungan lensa, makin besar kekuatan pembiasannya.<br />
Satuan daya bias (D) dioptri<br />
Dioptri merupakan kebalikan dari jarak fokus utama (f) dalam meter<br />
Misal : sebuah lensa dengan fokus utama 0,25 meter.<br />
Maka daya bias (D) = 1 / f<br />
= 1 / 0,25<br />
= 4 dioptri<br />
Prinsip optika<br />
<br />
FISIOLOGI PENDENGARAN<br />
n Pertimbangan anatomik<br />
n Telinga mengandung reseptor untuk 2 jenis sensorik : pendengaran dan keseimbangan.<br />
n Pendengaran : telinga luar, telinga tengah dan kochlea.<br />
n Keseimbangan : canalis semisirkuler, utrikulus dan sacculus.<br />
n Telinga luar : menyalurkan suara ke dalam meatus akustikus ekternus à meatus canalis ekternus membrana tymphani.<br />
n Telinga tengah : Maleus, inkus, stapes<br />
n Telinga dalam : labirin, cairan perilimfe, membran, endolimfe, cochlea dan organ korti.<br />
<br />
n LINTASAN SARAF<br />
n Nuclei kochlearis<br />
<br />
n Colliculus inferior<br />
<br />
n Pusat reflek pendengaran<br />
<br />
n Corpus geniculatum medi<br />
<br />
n Talamus<br />
<br />
n Korteks pendengaran<br />
<br />
n PENGHANTARAN SUARA<br />
n Telinga mengubah gelombang suara menjadi potensail aksi dalam kochlearis.<br />
<br />
n Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang pendengaran menjadi gerakan tulang stapes<br />
<br />
n Gerakan stapes menghasilkan menimbulkan gelombang pada cairan telingan dalam<br />
<br />
n Gelombang diterima organ korti, sehingga timbul potensial aksi pada serabut-serabut syaraf<br />
n <strong>FUNGSI FISIOLOGIS MEMBRANA TIMPANI DAN TULANG PENDENGARAN</strong><br />
n <strong>Penghantaran tulang telinga tengah</strong><br />
n <strong>Gelombang suara drai permukaan luar </strong><strong>à</strong><strong> gerakan membrana timpani (resonator)</strong><br />
n <strong>Gerakan membrani timpani diteruslkan pada malleus Incus Stapes</strong><br />
n <strong>Menggerakan skala vestibuli cochlea yang berisi cairan endolimfe</strong><br />
n <strong>Selanjutnya dihantarkan ke kochlea.</strong><br />
n <strong>Penghantaran udara.</strong><br />
n <strong>Penghantaran Tulang telinga</strong>.<br />
<br />
<br />
<br />
n FISIOLOGI PENGHIDU DAN PENGECAPAN<br />
n Pertimbangan anatomis<br />
n <strong>Digolongkan sebagai perasaan visceral karena erat kaitannya dengan fungsi pencernaan.</strong><br />
n <strong>Reseptor penciuman dan pengecapan termasuk kedalam Kemoreseptor</strong><br />
n <strong>Kemoreseptor dirangsang oleh molekul-molekul dalam larutan dalam cairan hidung dan mulut.</strong><br />
n <strong>Reseptor penciuman = teleseptor, tidak ada akses ke talamus, tidak memiliki are proyeksi pada neokorteks</strong><br />
n <strong>Reseptor pengecapan : naik melalui pangkal otak </strong><strong>à</strong><strong> ke talamus dan berproyeksi pada gyrus post sentralis .</strong><br />
<strong> </strong><br />
n FISIOLOGI PENGHIDU<br />
n Reseptor penciuman hanya memberi respon terhadap zat yang bersentuhan dnegan epitel penciuman dan larut dengan lapisan mukus.<br />
n Rangsang bau à Potensial reseptor, Ada 3 teori<br />
n Molekul berbau menekan aktifitas sistem enzim epitel à perubahan dan reaksi kimia<br />
n Molekul berbau mengubah permukaaan sel-sel reseptor yang menybabkan perubahan kandungan listriknya.<br />
n Molekul berbau mengubah permeabilitas membran sel terhadap Natrium<br />
n Rangsangan akan diteruskan oleh Bulbus olfaktorius menuju korteks penciuman.<br />
<br />
n <strong>PENCIUMAN<br />
RESEPTOR DAN LINTASAN</strong><br />
n Reseptor penciuman terletak pada bagian mukosa hidung<br />
n Sel-sel penyangga mengekresi lapisan mukus secara teruis menerus untuk melapisi epitel .<br />
n Terdapat sekitar 10-12 juta reseptor dalam mukosa hidung<br />
n Tiap sel reseptor penciuman adalah satu neuron<br />
n Mukosa penciuman merupakan tempat ujung neuron penciuman<br />
<br />
n Neuron penciuman = olfactory rods = yang menjulur ke permukaan mukus<br />
n Akson neuron reseptor menembus lamina cribrosa dari os. Ethmoidale dan masuk ke dalam bulbus olfektorius<br />
n Bulbus olfaktory bersinaps membentuk Glomerulo Olfactory à Stria olfactory media potensail aksi pada amigdala diperspsikan<br />
<br />
n <strong>Diskrimisi penciuman</strong><br />
n <strong>Manusia dapat membedakan 2000-4000 bau yang berbeda.</strong><br />
n <strong>Penyebab belum diketahui secara pasti</strong><br />
n <strong>Bau tertentu terbukti menimbulkan peningkatan lokal metabolisme.</strong><br />
n <strong>PENGECAPAN<br />
LINTASAN DAN RESEPTOR</strong><br />
n <strong>Organ sensorik = putikmkecap</strong><br />
n <strong>Tiap putik kecap terdiri dari sel-sel penyangga dan 5-18 sel rambut </strong><strong>à</strong><strong> reseptor pengecap.</strong><br />
n <strong>Tipa putik kecap dipersarafi 50 serabut saraf</strong><br />
n <strong>Pada manusia putik kecap terdapat pada : epiglotis, palatum dan pharink dan dalam dinding papiula fungiformis dan papila vallatae (lidah)</strong><br />
n <strong>LINTASAN SARAF</strong><br />
PUTIK KECAP<br />
<br />
NERVUS FASIALIS<br />
VERVUS GLASSOFARINGEUS<br />
NERVUS VAGUS<br />
<br />
MEDULA OBLONGATA<br />
(TRAKTUS SOLITARIUS)<br />
<br />
LEMNIKUS MEDIALIS<br />
<br />
TELAMUS (BERSAMA-SAMA DENGAN RABA, NYERI, DAN SUHU)<br />
<br />
DAERAH PROYEKSI PENGECAPAN DI KORTEKS<br />
n <strong>CITA RASA DASAR. AMBANG RASA<br />
DAN INTENSITAS DISKRIMINASI</strong><br />
n Pada manusia ada 4 cita rasa dasar : manis, asin, pahit dan asam<br />
n Pahit dirasakan pada lidah bagian belakang<br />
n Asam sepanjang pinggir<br />
n Manis pada ujung<br />
n Asin pada dorsal depan<br />
n Ke-4 rasa tersebut juga dapat dirasakan pada palatum, pharink dan epiglotis.<br />
n Beberapa penelitian menunjukan putik kecap hanya berespon pada rasa tertentu.<br />
n <strong>PERASAAAN KULIT<br />
RABA, TEKAN, DAN SUHU</strong><br />
n Organ senserisnya secara spesifik adalah kulit<br />
n Terdapat 4 perasaan kulit : raba, tekan, suhu, nyeri<br />
n Mengandung serabut-serabut saraf sensoris, yang ujungnya berperan sebagai serabut peka rangsang : syaraf telanjang tak bermielin, pelebaran ujung saraf terminal (markel dan ujung ruffini), ujung yang terselubung (paccini, meisner dan krause)<br />
<br />
<br />
<br />
n <strong>lintasan</strong><br />
<br />
<br />
<br />
n <strong>RABA DAN TEKAN</strong><br />
n Paling banyak pada kulit jari dan bibir. Relatif sedikit pada kulit tubuh<br />
n Informasi raba dihantarkan melalui 2 lintasan : sistem lemnikus dan anterolateral.<br />
n Mengandung serabut-serabut saraf sensoris, yang ujungnya berperan sebagai serabut peka rangsang.<br />
<br />
<br />
n <strong>SUHU</strong><br />
n Organ perasa suhu adalah ujung-ujung syaraf telanjang yang berespon terhadap suhu.<br />
n Serabut bermielin halus à traktus spinothalamikus lateral talamus gyrus post centralis.<br />
<br />
n <strong>NYERI</strong><br />
n Organ senserisnya secara spesifik adalah kulit<br />
n Mengandung serabut-serabut saraf sensoris, yang ujungnya berperan sebagai serabut peka rangsang.<br />
<br />
<br />
n PENGHANTARAN NYERI<br />
n Serabut syaraf delta A : Diameter 2,2 mm, kecepatan 6-70 m/detik, menghantarkan stimulus menusuk/tajam. Berakhir pada ventro basalis otak, yang selanjutnya dihantarkan ke korteks<br />
n Serabut syaraf delta C : diameter 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2 m/detik, menghantarkan nyeri tumpul. Berakhir pada arean retikularis dan lamina nukleus thalamikus, kemudian dihantarkan ke korteks<br />
<br />
n PERJALANAN NYERI KE SSP<br />
Stimulasi nyeri<br />
<br />
Medula spinalis<br />
<br />
Neopsinotalamikus Paleospinotalamikus<br />
<br />
Nyeri cepat nyeri Lambat<br />
<br />
Glutamat Ion P<br />
Serabut tipe A Serabut tipe C<br />
<br />
Lamina Marginalis Lamina II & Kornu Dorsalis<br />
<br />
Otakariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4351045719473621063.post-88701458265232526162011-06-05T19:11:00.003-07:002011-06-05T19:11:38.315-07:00· Reseptor dan lintasan indera keseimbangan<div class="MsoSubtitle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">A.ALAT PANCA INDRA</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify;">Indra adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk perubahan lingkungan. Agar dapat terjadi suatu penginderaan harus dipenuhi empat syarat mutlak yaitu :</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 9pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span>1.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Adanya stimulus atau perubahan lingkungan yang mampu unuk membangkitkan respon sistem saraf.</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 9pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span>2.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Reseptor atau organ indra harus dapat menerima stimulus dan mengubahnya menjadi impuls saraf .</div><span id="more-23"></span><br />
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 9pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span>3.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Impuls saraf harus dihantarkan sepanjang lintasan saraf dari reseptor atau organ indra ke otak.</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 9pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span>4.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Pusat indra yang bersangkutan di otak harus menterjemahkan impuls saraf yang diterimanya menjadi sebuah kesan.</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify;"><span> </span>Setiap indra menerima stimulus khusus untuk penginderaan yang sesuai. Impuls sensoris yang berakhir pada pusat-pusat indera di otak, akan menimbulkan penginderaan yang disadari. Jika impuls dari organ indera dihantarkan ke medula spinalis maka akan terjadi juga aktivitas motoris tetapi penginderaan yang dihasilkan bersifat tidak disadari.</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify;">Alat indera pada mamalia dapat diklasifikasikan menjadi</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>1.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Menurut distribusinya</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span>Indra umum</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;">Tersebar luas di seluruh tubuh, contohnya adalah alat indera.</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span>Indra khusus</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify;">Indra ini hanya berada di tempat-tempat tertentu, contohnya adalah fotoreseptor pada retina mata.</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>2.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Menurut lingkungan fisik yang mempengaruhinya</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span>Eksteroreseptor</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;">Eksteroreseptor menerima stimulus dari luar tubuh, terletak di bagian tubuh. Terletak pada bagian tubuh yang dapat berhubungan langsung dengan lingkungan luar.</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span>Interoreseptor</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 17pt;">Interoreseptor stimulus dari dalam tubuh, terletak di dalam otot, sendi, tendon, dan organ-organ visera. Tiap otot rangka, tendon dan persendian memiliki proprioreseptor, yang peka terhadap perubahan tegangan atau regangan otot. Impuls dari proprioreseptor sangat penting untuk dapat terjadi kontraksi yang serasi dari beberapa otot yang terlibat dalam suatu gerakan, dan untuk mempertahankan keseimbangan posisi tubuh.</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 17pt;"> </div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><strong>B. INDRA PERABA</strong></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;">Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Klasifikasi reseptor antara lain:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>1.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>2.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>3.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>4.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 13.5pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Berdasarkan sumber rangsangan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>1.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>2.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>3.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Berdasarkan morfologi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>1.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>2.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 13.5pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Ujung Saraf Bebas</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf<span> </span>bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf<span> </span>bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span> </span>Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.<span> </span></div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Korpuskulus Peraba (Meissner)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-GB">Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-GB"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 4.5pt;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf<span> </span>banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 4.5pt;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Korpuskulus Gelembung (Krause)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Korpuskulus Ruffini</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><strong><span><span>C.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></strong><strong><span lang="EN-GB">INDRA PENGECAP</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut <em>kemoreseptor</em>. Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah. Kadang juga dijumpai pada langit-langit rongga mulut, faring dan laring, walaupun sedikit sekali. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Kuncup-kuncup pengecap ini ada yang tersebar dan ada pula yang berkeompok dalam tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papila. Terdapat empat macam papila lidah: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>1.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><em><span lang="EN-GB">Papila foliate,</span></em><span lang="EN-GB"> pada pangkal lidah bagian lateral,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>2.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><em><span lang="EN-GB">Papila fungiformis</span></em><span lang="EN-GB">, pada bagian anterior.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>3.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><em><span lang="EN-GB">Papila sirkumfalata</span></em><span lang="EN-GB">, melintang pada pangkal lidah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Ketiga papila di atas mengandung kuncup pengecap, dan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>4.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><em><span lang="EN-GB">Papila Filiformis</span></em><span lang="EN-GB">, terdapat pada bagian posterior. Pada foliate tidak terdapat kuncup-kuncup pengecap.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (<em>rambut gustatori</em>) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (<em>taste pores</em>).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Kuncup-kuncup pengecap pada semua vertebrata mendapat persarafan dari cabang-cabang saraf kranial nomor <strong>VII,</strong> <strong>IX</strong>, dan <strong>X</strong>.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah, sedangkan untuk rasa masam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif untuk rasa pahit dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span lang="EN-GB">D.INDRA PEMBAU</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Indra pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlarut dalam udara atau air. Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang disebut <em>epitelium olfaktori</em>. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel penyokong. Sel resptor olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai filamen-filamen seperti rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju <em>bulbus olfaktorius</em> pada sistem saraf pusat. Sel-sel olfaktorius didampingi oleh sel-sel penunjang yang berupa sebaris sel-sel epitel silindris berlapis banyak semu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Dalam lamina propria tunika mukosa penciuman, selain terdapat banyak pembuluh darah dan saraf, ditemukan juga kelenjar-kelenjar jenis <em>tubulo alveolar</em> dengan sel-sel <em>seromukosa</em> yang dengan <em>PAS-positif</em>. Saluran ekskresi kelenjar ini bermuara ke epitel permukaan dan aliran ekskresinya terus-menerus membersihkan bagian apikal sel-sel penciuman. Dalam hal ini senyawa-senyawa yang merangsang rasa penciuman secara tetap disingkirkan, jadi mempertahankan reseptor-reseptor selalu dalam keadaan siap menerima stimulus yang baru.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-GB">Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. Keadaan ini akan terganggu ketika kita sakit pilek, di mana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut terganggu, sehingga uap makann dari makanan di mulut tidak dapat mencapai rongga hidung dan makanan seakan-akan kehilangan rasanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span lang="EN-GB">E.INDRA PENGLIHAT</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>1.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Kedua mata (<em>the eye</em>).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>2.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Saraf optik, yaitu saluran saraf yang menghubungkan mata dengan otak (<em>the visual pathway</em>).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>3.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Pusat penglihatan dalam otak (<em>visural korteks</em>).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Disamping itu terdapat organ-organ aseseori yang penting untuk melindungi dan mempertahankan fungsi mata, yaitu kelopak mata, bulu mata, alis dan kelenjar air mata.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>1.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>The Eye</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Mata merupakan bagian indera yang fungsinya hanya terbatas<span> </span>pada menerima dan menyiapkan rangsang agar dapat diteruskan ke pusat-pusat penglihatan yang terletak di dalam otak. Mata merupakan organ penglihat (<em>apparatus visual</em>) yang bersifat peka cahaya (<em>foto sensitif</em>).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Bagian bola mata manusia yang bertdedah ke permukaan anterior hanya 1/6 (seper-enam) bagian saja. Sedangkan sisanya terlindung dalam <em>orbita</em> mata. Secara anatomi, bola mata dapat dibedakan menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>a.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sklera (selaput putih)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat, berfungsi untuk bagian-bagian dalam bola mata dan untuk mempertahankan kekakuan bola mata. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>b.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Kornea </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Kornea merupakan selaput bening yang melapisi bagian anterior bola mata. Kornea juga merupakan jalan masuk cahaya pada<span> </span>mata dengan menempatkannya pada retina. Lapisan luar kornea ditutup oleh lapisan epitel yang berkesinambungan dengan epidermis yang disebut <em>konjungtiva.</em></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>2.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Lapisan Vaskular, terdiri dari:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>a.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Koroid</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Merupakan menbran tipis yang mengandung pigmen dan melapisi permukaan sebelah dalam sklera. Koroid mengandung banyak pembuluh darah yang menyalurkan nutrisi ke retina.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>b.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Iris </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iris terdapat dua perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Iris berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang memasuki mata, dengan jalan membesarkan atau mengecilkan <em>pupil</em>, yaitu lubang yang terletak di tengah-tengah iris.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Ketika mata berakomodasi untuk melihat benda yang dekat atau cahaya yang terang otot sirkuler berkontraksi sehingga pupil mengecil, begitu pula sebaliknya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Iris juga mempengaruhi warna mata seseorang, yaitu terkait dengan jumlah dan sifat pigmen yang terkandung di dalamnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>c.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Lensa</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Lensa mata berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk dan memfokuskan cahaya pada retina. Lensa berada tepat di belakang iris dan tergantung pada <em>ligamen suspensori</em>. Bentuk lensa dapat berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris. Ruang yang terletak diantara lensa mata dan retina disebut <em>ruang viterus,</em> berisi cairan yang lebih kental (<em>humor viterus</em>), yang bersama dengan <em>humor akueus</em> berperan dalam memelihara bentuk bola mata.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>d.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Retina</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Retina adalah bagian mata vertebrata yang peka terhadap cahaya, merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Bagian ini berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan menghantarkan impuls ke saraf optik (<strong>II</strong>). Retina tersusun atas lapisan jaringan saraf<span> </span>(sebelah dalam merupakan bagian visual) dan lapisan berpigmen (sebelah luar merupakan bagian non visual).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Lapisan jaringan saraf pada retina mengandung tiga daerah neuron yaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>1)<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Neuron Fotoreseptor</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>2)<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Neuron Bipolar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>3)<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Neuron Ganglion</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Neuron fotoreseptor berfungsi untuk menerima stimulus cahaya. Neuron fotoreseptor dapat dibedakan menjadi <em>rods</em> (sel batang) dan <em>cones</em> (sel kerucut). Sel batang mengandung pigmen <em>rodospin</em> yang dikhususkan untuk penglihatan hitam-putih dalam cahaya redup, serta untuk membedakan gelap dan terang serta tidak dapat menghasilkan yang berwarna. Sedangkan sel kerucut mengandung pigmen <em>iodopsin</em>, yang dikhususkan untuk melihat benda berwarna dan dapat menghasilkan bayangan yang tajam dalam cahaya terang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span>Sel kerucut terpusat pada <em>fovea sentral</em>, suatau lekukan kecil pada <em>makula lutea</em>. Makula lutea (bintik kuning) terdapat pada bagian posterior retina, bersesuaian dengan sumbu visual mata. Bayangan hanya dapat direspon oleh mata, jika jatuh pada binti kuning. Cahaya yang diterima oleh neuron-neuron fotoreseptor diubah menjadi impuls syaraf, kemudian dihantarkan ke neuron bipolar dan diteruskan ke neuron ganglion.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span lang="EN-GB">F.INDRA PENDENGAR DAN KESEIMBANGAN</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><span lang="EN-GB">Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>1.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><em><span lang="EN-GB">Telinga luar</span></em><span lang="EN-GB">, yang menerima gelombang suara.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>2.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><em><span lang="EN-GB">Telinga tengah</span></em><span lang="EN-GB">, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang ke telinga dalam.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>3.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><em><span lang="EN-GB">Telinga dalam</span></em><span lang="EN-GB">, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ <em>vestibuler</em> yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><span lang="EN-GB"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span lang="EN-GB">Telinga luar</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><span lang="EN-GB">Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. <em>Meatus akustikus eksternus</em> terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi <em>kelenjar seruminosa</em>, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan <em>serumen </em>( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><span lang="EN-GB">Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk <em>membran shrapnell.</em></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em><span lang="EN-GB"> </span></em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span lang="EN-GB">Telinga Tengah (kavum tympanikus)</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><span lang="EN-GB">Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu <em>maleus</em> (tulang martil), <em>inkus </em>(tulang landasan), dan <em>stapes</em> (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut <em>fenestra ovalis</em> (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau <em>fenesta kokhlea</em>, yang tertutup oleh membran yang disebut <em>membran tympani sekunder.</em></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><span lang="EN-GB">Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><span lang="EN-GB">Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui <em>saluran eustachius </em>(tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><span lang="EN-GB"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span lang="EN-GB">Telinga Dalam (labirin)</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><span lang="EN-GB">Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran<span> </span>membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan <em>endolimfe,</em> sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan <em>perilimfe.</em> Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum<span> </span>oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><span lang="EN-GB">Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em><span lang="EN-GB">Vestibula</span></em><span lang="EN-GB"> merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu <em>sakulus</em> dan <em>utikulus</em>. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut <em>makula akustika</em>, sebagai <em>indra keseimbangan statis</em> (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh <em>sel-sel penunjang</em>. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut<em> otolit</em>. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari <em>saraf vestibulokokhlear</em> yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em><span lang="EN-GB">Kanalis semisiskularis</span></em><span lang="EN-GB"> merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut <em>ampula.</em> Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat <em>Krista akustika</em>, sehingga organ <em>indra keseimbangan dinamis</em> (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa <em>sel-sel rambut</em> yang didampingi oleh <em>sel-sel penunjang</em>, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan <em>endolimfe</em>. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em><span lang="EN-GB">Kokhlea </span></em><span lang="EN-GB">membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang<span> </span>disebut <em>mediolus</em>. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><em><span lang="EN-GB">Saluran vestibular</span></em><span lang="EN-GB"> (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><em><span lang="EN-GB"><span> </span>Saluran tympani</span></em><span lang="EN-GB"> (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="13" src="http://zonairfanto.wordpress.com/DOCUME%7E1/Keisha/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/20/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><em><span lang="EN-GB">Saluran kokhlear</span></em><span lang="EN-GB"> (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.95pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><span lang="EN-GB">Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu <em>organ corti.</em> Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa <em>sel rambut</em> yang didimpingi oleh <em>sel penunjang.</em> Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><span lang="EN-GB">Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga<span> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span>®</span></span><span lang="EN-GB"><span> </span>Menekan membran tympani<span> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span>®</span></span><span lang="EN-GB"><span> </span>melintas melalui tulang-tulang pendengaran<span> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span>®</span></span><span lang="EN-GB"><span> </span>Menekan tingkap jorong<span> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span>®</span></span><span lang="EN-GB"><span> </span>Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe <span> </span><span> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span>®</span></span><span lang="EN-GB"><span> </span><span> </span>Menekan membran vestibularis dan skala basilaris<span> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><span>®</span></span><span lang="EN-GB"><span> </span>merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span lang="EN-GB">KESIMPULAN</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>1.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Indra merupakan eksteroreseptor , terdiri atas kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu perubahan lingkungan luar tubuh.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>2.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Tiap organ indra mempunyai struktur khusus yang terdiri atas sel-sel reseptor (sensoris)<span> </span>dan berbagai jaringan tambahan untuk menunjang dan melindungi sel-sel reseptor.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>3.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">eksteroreseptor terdiri atas:</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span lang="EN-GB">Indra pembau (dalam tunika mukosa rongga hidung)</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-GB">Indra pengecap (dalam putting pengecap pada tunika mukosa papilla lidah)</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-GB">Indra peraba (tersebar pada kulit)</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-GB">Indra pendengar (dalam kokhlea) dan keseimbangan (dalam vestibulum) di telinga dalam.</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-GB">Indra penglihat (berupa sel batang dan sel kerucut dalam retina mata)</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>4.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Suatu pengindraan dapat terjadi apabila dipenuhi empat syarat mutlak, yaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>a.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Adanya stimulus atau perubahan lingkungan yang mampu membangkitkan respon sistem saraf.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>b.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Reseptor atau organ indra harus dapat menerima stimulus dan mengubahnya menjadi impuls saraf. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>c.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Impuls saraf harus diantarkan sepanjang lintasan saraf dari reseptor atau organ indra ke otak.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>d.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-GB">Pusat indra yangb bersangkutan di otak harus menerjemahkan impuls saraf yang diterimanya menjadi sebuah kesan (Pengindraan).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"> </span></div><div class="postinfo"> Ditulis dalam <a href="http://zonairfanto.wordpress.com/category/uncategorized/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Uncategorized">Uncategorized</a><br />
</div>ariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4351045719473621063.post-27255181731322293262011-06-04T08:02:00.003-07:002011-06-04T08:12:01.341-07:00Indera pendengaran dan keseimbangan Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu 1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara. 2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang pendengaran ( osikula) dan oleh tulang pendengaran diterusin ke telinga dalam. 3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan. Telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. Meatus akustikus eksternus terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen ( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi. Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell. Telinga Tengah (kavum tympanikus) Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani sekunder. Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng. Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius (tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani. Telinga Dalam (labirin) Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe, sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat. Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran). Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak. Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan endolimfe. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru. Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah: * Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong. * Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat. * Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe. Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris. Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak. Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga ® Menekan membran tympani ® melintas melalui tulang-tulang pendengaran ® Menekan tingkap jorong ® Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe ® Menekan membran vestibularis dan skala basilaris ® merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf. Jadi Ringkasnya begini 1. Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga 2. Selanjutnya gelombang menabrak gendang telinga 3. Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah Maleus Incus Stapes bergetar. 4. Akibatnya gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang menggetarkan apa yang disebut "jendela lonjong" 5. yang selanjutnya menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak. 6. Di sini, getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui syaraf tepi otak auditory no 8 Bagaimana suara drubah di Coclea * Terdapat cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput (coclea). * Rumah siput mempunyai beberapa saluran yang berisi cairan. * Saluran rumah siput mengandung "alat-alat korti yang merupakan alat yang sangat peka untuk indera pendengaran. * Organ korti ini tersusun atas "sel-sel bulu" atau rambut rambut halus * Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada sel-sel ini . organ korti melalui selaput batang (membran basalis) tempat alat-alat korti berada. * Ada dua macam sel bulu, sel bulu dalam dan sel bulu luar * Tergantung pada frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar. * Sel bulu luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran * Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utam * Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut * inferior colliculus * medial geniculate body * akhirnya selaput pendengaran * Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah. * Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak * Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya * Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna * Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.Indera pendengaran dan keseimbangan <br />
<div class="info"> <span class="date"></span><span class="comments"></span>Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu</div><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><em>Telinga luar</em>, yang menerima gelombang suara.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><em>Telinga tengah</em>, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang pendengaran ( osikula) dan oleh tulang pendengaran diterusin ke telinga dalam.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><em>Telinga dalam</em>, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ <em>vestibuler</em> yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhbgGY4MrjAhM3SlqVVWSkzdoou4HTye6LnF6XjulcWiKrvpl7lDNEaUeclcZX8cbGsTO0yviNo9OA-xiJnE33lTiCMqOxhaAl_dkWKAeOX3wUIAIAdcTjmXNAAoU1ov5WJWJ99QZd2F8/s1600-h/kuping+2.bmp"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441753164352483570" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhbgGY4MrjAhM3SlqVVWSkzdoou4HTye6LnF6XjulcWiKrvpl7lDNEaUeclcZX8cbGsTO0yviNo9OA-xiJnE33lTiCMqOxhaAl_dkWKAeOX3wUIAIAdcTjmXNAAoU1ov5WJWJ99QZd2F8/s320/kuping+2.bmp" style="cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 223px;" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioIUg0ZLzZty-_b1Y3lFlQfjyzgbP0a9OJqlA3heQz9GChSxLKH0ipqE9GoXT92y9OkViJcfpgJJZAb-2MbKrmJ2HMzwoiI4wcoOYu44jx_AzsUJiX1EWRYxf3mTOS9awKWLRnjH9jfyY/s1600-h/telinga+3.bmp"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441754401404542978" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioIUg0ZLzZty-_b1Y3lFlQfjyzgbP0a9OJqlA3heQz9GChSxLKH0ipqE9GoXT92y9OkViJcfpgJJZAb-2MbKrmJ2HMzwoiI4wcoOYu44jx_AzsUJiX1EWRYxf3mTOS9awKWLRnjH9jfyY/s320/telinga+3.bmp" style="cursor: pointer; display: block; height: 242px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Telinga luar</strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. <span id="more-421"></span><em>Meatus akustikus eksternus</em> terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi <em>kelenjar seruminosa</em>, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan <em>serumen </em>( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk <em>membran shrapnell.</em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em> </em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Telinga Tengah (kavum tympanikus)<a href="" name="more"></a></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu <em>maleus</em> (tulang martil), <em>inkus </em>(tulang landasan), dan <em>stapes</em> (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut <em>fenestra ovalis</em> (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau <em>fenesta kokhlea</em>, yang tertutup oleh membran yang disebut <em>membran tympani sekunder.</em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui <em>saluran eustachius </em>(tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Telinga Dalam (labirin)</strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan <em>endolimfe,</em> sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan <em>perilimfe.</em> Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em>Vestibula</em> merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu <em>sakulus</em> dan <em>utikulus</em>. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut <em>makula akustika</em>, sebagai <em>indra keseimbangan statis</em> (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh <em>sel-sel penunjang</em>. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut<em> otolit</em>. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari <em>saraf vestibulokokhlear</em> yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em>Kanalis semisiskularis</em> merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut <em>ampula.</em> Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat <em>Krista akustika</em>, sehingga organ <em>indra keseimbangan dinamis</em> (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa <em>sel-sel rambut</em> yang didampingi oleh <em>sel-sel penunjang</em>, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan <em>endolimfe</em>. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em>Kokhlea </em>membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut <em>mediolus</em>. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah:</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="13" src="http://iqbalali.com/DOCUME%7E1/NGAMKU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><em>Saluran vestibular</em> (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="13" src="http://iqbalali.com/DOCUME%7E1/NGAMKU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><em> Saluran tympani</em> (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="13" src="http://iqbalali.com/DOCUME%7E1/NGAMKU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><em>Saluran kokhlear</em> (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.95pt; text-align: justify;">Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu <em>organ corti.</em> Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa <em>sel rambut</em> yang didimpingi oleh <em>sel penunjang.</em> Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menekan membran tympani <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> melintas melalui tulang-tulang pendengaran <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menekan tingkap jorong <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menekan membran vestibularis dan skala basilaris <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.</div><div style="text-align: left;">Jadi Ringkasnya begini <br />
<style>
@font-face {
font-family: "Wingdings";
}p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0cm 0cm 0.0001pt; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; }p.boxtext, li.boxtext, div.boxtext { margin-right: 0cm; margin-left: 0cm; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; }div.Section1 { page: Section1; }ol { margin-bottom: 0cm; }ul { margin-bottom: 0cm; }
</style> <ol><li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga </li>
<li>Selanjutnya gelombang menabrak gendang telinga </li>
<li>Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah Maleus Incus Stapes bergetar. </li>
<li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Akibatnya gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang menggetarkan apa yang disebut "jendela lonjong"</li>
<li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>yang selanjutnya menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak. </li>
<li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>Di sini, getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui syaraf <span> </span>tepi otak auditory no 8</li>
</ol><div class="boxtext">Bagaimana suara drubah di Coclea</div><ul><li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Terdapat cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput (coclea). </li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Rumah siput mempunyai beberapa saluran yang berisi cairan. </span></li>
<li><span lang="SV"></span><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Saluran rumah siput mengandung "alat-alat korti yang merupakan alat yang sangat peka untuk indera pendengaran. </span><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Organ korti ini tersusun atas "sel-sel bulu" atau rambut rambut halus </span><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada sel-sel ini . organ korti melalui selaput batang (membran basalis) tempat alat-alat korti berada. </span><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="PT">Ada dua macam sel bulu, sel bulu dalam dan sel bulu luar </span></li>
<li><span lang="PT"></span><span lang="PT">Tergantung pada frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar.</span><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="PT">Sel bulu luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran </span><span style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utam</span></li>
<li><span lang="SV"></span><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">inferior colliculus</span></li>
<li><span lang="SV"></span><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">medial geniculate body</span><span style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">akhirnya selaput pendengaran</span></li>
<li><span lang="SV"></span><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah.<span style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.</li>
</ul></div>ariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4351045719473621063.post-75780559752818305822011-06-04T08:02:00.001-07:002011-06-04T08:02:03.223-07:00Indera pendengaran dan keseimbangan Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu 1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara. 2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang pendengaran ( osikula) dan oleh tulang pendengaran diterusin ke telinga dalam. 3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan. Telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. Meatus akustikus eksternus terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen ( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi. Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell. Telinga Tengah (kavum tympanikus) Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani sekunder. Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng. Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius (tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani. Telinga Dalam (labirin) Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe, sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat. Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran). Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak. Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan endolimfe. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru. Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah: * Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong. * Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat. * Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe. Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris. Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak. Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga ® Menekan membran tympani ® melintas melalui tulang-tulang pendengaran ® Menekan tingkap jorong ® Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe ® Menekan membran vestibularis dan skala basilaris ® merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf. Jadi Ringkasnya begini 1. Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga 2. Selanjutnya gelombang menabrak gendang telinga 3. Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah Maleus Incus Stapes bergetar. 4. Akibatnya gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang menggetarkan apa yang disebut "jendela lonjong" 5. yang selanjutnya menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak. 6. Di sini, getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui syaraf tepi otak auditory no 8 Bagaimana suara drubah di Coclea * Terdapat cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput (coclea). * Rumah siput mempunyai beberapa saluran yang berisi cairan. * Saluran rumah siput mengandung "alat-alat korti yang merupakan alat yang sangat peka untuk indera pendengaran. * Organ korti ini tersusun atas "sel-sel bulu" atau rambut rambut halus * Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada sel-sel ini . organ korti melalui selaput batang (membran basalis) tempat alat-alat korti berada. * Ada dua macam sel bulu, sel bulu dalam dan sel bulu luar * Tergantung pada frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar. * Sel bulu luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran * Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utam * Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut * inferior colliculus * medial geniculate body * akhirnya selaput pendengaran * Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah. * Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak * Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya * Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna * Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.Indera pendengaran dan keseimbangan <br />
<div class="info"> <span class="date"></span><span class="comments"></span>Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu</div><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><em>Telinga luar</em>, yang menerima gelombang suara.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><em>Telinga tengah</em>, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang pendengaran ( osikula) dan oleh tulang pendengaran diterusin ke telinga dalam.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><em>Telinga dalam</em>, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ <em>vestibuler</em> yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhbgGY4MrjAhM3SlqVVWSkzdoou4HTye6LnF6XjulcWiKrvpl7lDNEaUeclcZX8cbGsTO0yviNo9OA-xiJnE33lTiCMqOxhaAl_dkWKAeOX3wUIAIAdcTjmXNAAoU1ov5WJWJ99QZd2F8/s1600-h/kuping+2.bmp"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441753164352483570" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhbgGY4MrjAhM3SlqVVWSkzdoou4HTye6LnF6XjulcWiKrvpl7lDNEaUeclcZX8cbGsTO0yviNo9OA-xiJnE33lTiCMqOxhaAl_dkWKAeOX3wUIAIAdcTjmXNAAoU1ov5WJWJ99QZd2F8/s320/kuping+2.bmp" style="cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 223px;" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioIUg0ZLzZty-_b1Y3lFlQfjyzgbP0a9OJqlA3heQz9GChSxLKH0ipqE9GoXT92y9OkViJcfpgJJZAb-2MbKrmJ2HMzwoiI4wcoOYu44jx_AzsUJiX1EWRYxf3mTOS9awKWLRnjH9jfyY/s1600-h/telinga+3.bmp"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441754401404542978" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioIUg0ZLzZty-_b1Y3lFlQfjyzgbP0a9OJqlA3heQz9GChSxLKH0ipqE9GoXT92y9OkViJcfpgJJZAb-2MbKrmJ2HMzwoiI4wcoOYu44jx_AzsUJiX1EWRYxf3mTOS9awKWLRnjH9jfyY/s320/telinga+3.bmp" style="cursor: pointer; display: block; height: 242px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Telinga luar</strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. <span id="more-421"></span><em>Meatus akustikus eksternus</em> terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi <em>kelenjar seruminosa</em>, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan <em>serumen </em>( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk <em>membran shrapnell.</em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em> </em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Telinga Tengah (kavum tympanikus)<a href="" name="more"></a></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu <em>maleus</em> (tulang martil), <em>inkus </em>(tulang landasan), dan <em>stapes</em> (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut <em>fenestra ovalis</em> (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau <em>fenesta kokhlea</em>, yang tertutup oleh membran yang disebut <em>membran tympani sekunder.</em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui <em>saluran eustachius </em>(tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Telinga Dalam (labirin)</strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan <em>endolimfe,</em> sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan <em>perilimfe.</em> Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em>Vestibula</em> merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu <em>sakulus</em> dan <em>utikulus</em>. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut <em>makula akustika</em>, sebagai <em>indra keseimbangan statis</em> (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh <em>sel-sel penunjang</em>. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut<em> otolit</em>. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari <em>saraf vestibulokokhlear</em> yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em>Kanalis semisiskularis</em> merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut <em>ampula.</em> Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat <em>Krista akustika</em>, sehingga organ <em>indra keseimbangan dinamis</em> (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa <em>sel-sel rambut</em> yang didampingi oleh <em>sel-sel penunjang</em>, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan <em>endolimfe</em>. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em>Kokhlea </em>membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut <em>mediolus</em>. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah:</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="13" src="http://iqbalali.com/DOCUME%7E1/NGAMKU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><em>Saluran vestibular</em> (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="13" src="http://iqbalali.com/DOCUME%7E1/NGAMKU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><em> Saluran tympani</em> (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="13" src="http://iqbalali.com/DOCUME%7E1/NGAMKU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><em>Saluran kokhlear</em> (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.95pt; text-align: justify;">Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu <em>organ corti.</em> Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa <em>sel rambut</em> yang didimpingi oleh <em>sel penunjang.</em> Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menekan membran tympani <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> melintas melalui tulang-tulang pendengaran <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menekan tingkap jorong <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menekan membran vestibularis dan skala basilaris <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.</div><div style="text-align: left;">Jadi Ringkasnya begini <br />
<style>
@font-face {
font-family: "Wingdings";
}p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0cm 0cm 0.0001pt; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; }p.boxtext, li.boxtext, div.boxtext { margin-right: 0cm; margin-left: 0cm; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; }div.Section1 { page: Section1; }ol { margin-bottom: 0cm; }ul { margin-bottom: 0cm; }
</style> <ol><li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga </li>
<li>Selanjutnya gelombang menabrak gendang telinga </li>
<li>Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah Maleus Incus Stapes bergetar. </li>
<li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Akibatnya gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang menggetarkan apa yang disebut "jendela lonjong"</li>
<li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>yang selanjutnya menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak. </li>
<li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>Di sini, getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui syaraf <span> </span>tepi otak auditory no 8</li>
</ol><div class="boxtext">Bagaimana suara drubah di Coclea</div><ul><li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Terdapat cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput (coclea). </li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Rumah siput mempunyai beberapa saluran yang berisi cairan. </span></li>
<li><span lang="SV"></span><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Saluran rumah siput mengandung "alat-alat korti yang merupakan alat yang sangat peka untuk indera pendengaran. </span><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Organ korti ini tersusun atas "sel-sel bulu" atau rambut rambut halus </span><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada sel-sel ini . organ korti melalui selaput batang (membran basalis) tempat alat-alat korti berada. </span><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="PT">Ada dua macam sel bulu, sel bulu dalam dan sel bulu luar </span></li>
<li><span lang="PT"></span><span lang="PT">Tergantung pada frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar.</span><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="PT">Sel bulu luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran </span><span style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utam</span></li>
<li><span lang="SV"></span><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">inferior colliculus</span></li>
<li><span lang="SV"></span><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">medial geniculate body</span><span style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">akhirnya selaput pendengaran</span></li>
<li><span lang="SV"></span><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah.<span style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.</li>
</ul></div>ariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4351045719473621063.post-62578081770727204942011-06-04T08:01:00.003-07:002011-06-04T08:12:01.359-07:00Indera pendengaran dan keseimbangan Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu 1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara. 2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang pendengaran ( osikula) dan oleh tulang pendengaran diterusin ke telinga dalam. 3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan. Telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. Meatus akustikus eksternus terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen ( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi. Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell. Telinga Tengah (kavum tympanikus) Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani sekunder. Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng. Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius (tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani. Telinga Dalam (labirin) Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe, sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat. Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran). Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak. Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan endolimfe. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru. Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah: * Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong. * Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat. * Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe. Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris. Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak. Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga ® Menekan membran tympani ® melintas melalui tulang-tulang pendengaran ® Menekan tingkap jorong ® Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe ® Menekan membran vestibularis dan skala basilaris ® merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf. Jadi Ringkasnya begini 1. Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga 2. Selanjutnya gelombang menabrak gendang telinga 3. Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah Maleus Incus Stapes bergetar. 4. Akibatnya gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang menggetarkan apa yang disebut "jendela lonjong" 5. yang selanjutnya menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak. 6. Di sini, getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui syaraf tepi otak auditory no 8 Bagaimana suara drubah di Coclea * Terdapat cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput (coclea). * Rumah siput mempunyai beberapa saluran yang berisi cairan. * Saluran rumah siput mengandung "alat-alat korti yang merupakan alat yang sangat peka untuk indera pendengaran. * Organ korti ini tersusun atas "sel-sel bulu" atau rambut rambut halus * Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada sel-sel ini . organ korti melalui selaput batang (membran basalis) tempat alat-alat korti berada. * Ada dua macam sel bulu, sel bulu dalam dan sel bulu luar * Tergantung pada frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar. * Sel bulu luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran * Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utam * Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut * inferior colliculus * medial geniculate body * akhirnya selaput pendengaran * Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah. * Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak * Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya * Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna * Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.Indera pendengaran dan keseimbangan <br />
<div class="info"> <span class="date"></span><span class="comments"></span>Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu</div><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><em>Telinga luar</em>, yang menerima gelombang suara.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><em>Telinga tengah</em>, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang pendengaran ( osikula) dan oleh tulang pendengaran diterusin ke telinga dalam.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><em>Telinga dalam</em>, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ <em>vestibuler</em> yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhbgGY4MrjAhM3SlqVVWSkzdoou4HTye6LnF6XjulcWiKrvpl7lDNEaUeclcZX8cbGsTO0yviNo9OA-xiJnE33lTiCMqOxhaAl_dkWKAeOX3wUIAIAdcTjmXNAAoU1ov5WJWJ99QZd2F8/s1600-h/kuping+2.bmp"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441753164352483570" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhbgGY4MrjAhM3SlqVVWSkzdoou4HTye6LnF6XjulcWiKrvpl7lDNEaUeclcZX8cbGsTO0yviNo9OA-xiJnE33lTiCMqOxhaAl_dkWKAeOX3wUIAIAdcTjmXNAAoU1ov5WJWJ99QZd2F8/s320/kuping+2.bmp" style="cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 223px;" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioIUg0ZLzZty-_b1Y3lFlQfjyzgbP0a9OJqlA3heQz9GChSxLKH0ipqE9GoXT92y9OkViJcfpgJJZAb-2MbKrmJ2HMzwoiI4wcoOYu44jx_AzsUJiX1EWRYxf3mTOS9awKWLRnjH9jfyY/s1600-h/telinga+3.bmp"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441754401404542978" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioIUg0ZLzZty-_b1Y3lFlQfjyzgbP0a9OJqlA3heQz9GChSxLKH0ipqE9GoXT92y9OkViJcfpgJJZAb-2MbKrmJ2HMzwoiI4wcoOYu44jx_AzsUJiX1EWRYxf3mTOS9awKWLRnjH9jfyY/s320/telinga+3.bmp" style="cursor: pointer; display: block; height: 242px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Telinga luar</strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. <span id="more-421"></span><em>Meatus akustikus eksternus</em> terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi <em>kelenjar seruminosa</em>, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan <em>serumen </em>( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk <em>membran shrapnell.</em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em> </em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Telinga Tengah (kavum tympanikus)<a href="" name="more"></a></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu <em>maleus</em> (tulang martil), <em>inkus </em>(tulang landasan), dan <em>stapes</em> (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut <em>fenestra ovalis</em> (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau <em>fenesta kokhlea</em>, yang tertutup oleh membran yang disebut <em>membran tympani sekunder.</em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui <em>saluran eustachius </em>(tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Telinga Dalam (labirin)</strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan <em>endolimfe,</em> sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan <em>perilimfe.</em> Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em>Vestibula</em> merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu <em>sakulus</em> dan <em>utikulus</em>. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut <em>makula akustika</em>, sebagai <em>indra keseimbangan statis</em> (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh <em>sel-sel penunjang</em>. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut<em> otolit</em>. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari <em>saraf vestibulokokhlear</em> yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em>Kanalis semisiskularis</em> merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut <em>ampula.</em> Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat <em>Krista akustika</em>, sehingga organ <em>indra keseimbangan dinamis</em> (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa <em>sel-sel rambut</em> yang didampingi oleh <em>sel-sel penunjang</em>, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan <em>endolimfe</em>. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em>Kokhlea </em>membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut <em>mediolus</em>. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah:</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="13" src="http://iqbalali.com/DOCUME%7E1/NGAMKU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><em>Saluran vestibular</em> (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="13" src="http://iqbalali.com/DOCUME%7E1/NGAMKU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><em> Saluran tympani</em> (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="13" src="http://iqbalali.com/DOCUME%7E1/NGAMKU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><em>Saluran kokhlear</em> (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.95pt; text-align: justify;">Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu <em>organ corti.</em> Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa <em>sel rambut</em> yang didimpingi oleh <em>sel penunjang.</em> Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menekan membran tympani <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> melintas melalui tulang-tulang pendengaran <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menekan tingkap jorong <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menekan membran vestibularis dan skala basilaris <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.</div><div style="text-align: left;">Jadi Ringkasnya begini <br />
<style>
@font-face {
font-family: "Wingdings";
}p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0cm 0cm 0.0001pt; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; }p.boxtext, li.boxtext, div.boxtext { margin-right: 0cm; margin-left: 0cm; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; }div.Section1 { page: Section1; }ol { margin-bottom: 0cm; }ul { margin-bottom: 0cm; }
</style> <ol><li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga </li>
<li>Selanjutnya gelombang menabrak gendang telinga </li>
<li>Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah Maleus Incus Stapes bergetar. </li>
<li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Akibatnya gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang menggetarkan apa yang disebut "jendela lonjong"</li>
<li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>yang selanjutnya menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak. </li>
<li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>Di sini, getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui syaraf <span> </span>tepi otak auditory no 8</li>
</ol><div class="boxtext">Bagaimana suara drubah di Coclea</div><ul><li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Terdapat cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput (coclea). </li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Rumah siput mempunyai beberapa saluran yang berisi cairan. </span></li>
<li><span lang="SV"></span><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Saluran rumah siput mengandung "alat-alat korti yang merupakan alat yang sangat peka untuk indera pendengaran. </span><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Organ korti ini tersusun atas "sel-sel bulu" atau rambut rambut halus </span><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada sel-sel ini . organ korti melalui selaput batang (membran basalis) tempat alat-alat korti berada. </span><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="PT">Ada dua macam sel bulu, sel bulu dalam dan sel bulu luar </span></li>
<li><span lang="PT"></span><span lang="PT">Tergantung pada frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar.</span><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="PT">Sel bulu luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran </span><span style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utam</span></li>
<li><span lang="SV"></span><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">inferior colliculus</span></li>
<li><span lang="SV"></span><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">medial geniculate body</span><span style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">akhirnya selaput pendengaran</span></li>
<li><span lang="SV"></span><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah.<span style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.</li>
</ul></div>ariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4351045719473621063.post-63239440581313655592011-06-04T08:01:00.001-07:002011-06-04T08:01:07.623-07:00Indera pendengaran dan keseimbangan Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu<br />
1. <i>Telinga luar</i>, yang menerima gelombang suara.<br />
2. <i>Telinga tengah</i>, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang ke telinga dalam.<br />
3. <i>Telinga dalam</i>, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ <i>vestibuler</i> yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.<br />
<br />
<b><br />
</b><br />
<b>1.Telinga luar</b><br />
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. <i>Meatus akustikus eksternus</i> terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi <i>kelenjar seruminosa</i>, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan <i>serumen </i>( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.<br />
Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk <i>membran shrapnell.</i><br />
<i> </i><br />
<b>2.Telinga Tengah (kavum tympanikus)</b><br />
Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu <i>maleus</i> (tulang martil), <i>inkus </i>(tulang landasan), dan <i>stapes</i> (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut <i>fenestra ovalis</i> (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau <i>fenesta kokhlea</i>, yang tertutup oleh membran yang disebut <i>membran tympani sekunder.</i><br />
Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.<br />
Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui <i>saluran eustachius </i>(tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.<br />
<br />
<b>3.Telinga Dalam (labirin)</b><br />
Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan <i>endolimfe,</i> sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan <i>perilimfe.</i> Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat.<br />
Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran).<br />
<i>Vestibula</i> merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu <i>sakulus</i> dan <i>utikulus</i>. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut <i>makula akustika</i>, sebagai <i>indra keseimbangan statis</i> (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh <i>sel-sel penunjang</i>. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut<i> otolit</i>. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari <i>saraf vestibulokokhlear</i> yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.<br />
<i>Kanalis semisiskularis</i> merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut <i>ampula.</i> Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat <i>Krista akustika</i>, sehingga organ <i>indra keseimbangan dinamis</i> (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa <i>sel-sel rambut</i> yang didampingi oleh <i>sel-sel penunjang</i>, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan <i>endolimfe</i>. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.<br />
<i>Kokhlea </i>membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut <i>mediolus</i>. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah:<br />
<i>Saluran vestibular</i> (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.<br />
<i> Saluran tympani</i> (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.<br />
<i>Saluran kokhlear</i> (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.<br />
Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris.<br />
Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu <i>organ corti.</i> Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa <i>sel rambut</i> yang didimpingi oleh <i>sel penunjang.</i> Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.<br />
Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga Menekan membran tympani melintas melalui tulang-tulang pendengaran Menekan tingkap jorong Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe Menekan membran vestibularis dan skala basilaris merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.ariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4351045719473621063.post-85054774878364782552011-06-04T07:57:00.000-07:002011-06-04T07:57:17.202-07:00RESEPTOR & LINTASAN INDERA PENGLIHATAN MEKANISME & PERSEPSI INDERA PENGLIHATAN<h3 class="post-title entry-title"> STRUKTUR BOLA MATA </h3><div class="post-header"> </div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHSUo2aC014AdXVEBcT-ULPPE22HWpL6WQHYmxQt4IKajRibNtSgvX0g-W8IrMXlEbCFp_ByX0FpJRpr7y4PuGUVrqaztL6q2vcrauCDHJDeFEoMNLmr5nWQvThHubapyuGiwzl6ct4Kpd/s1600-h/Mata.bmp"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5167440928452456066" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHSUo2aC014AdXVEBcT-ULPPE22HWpL6WQHYmxQt4IKajRibNtSgvX0g-W8IrMXlEbCFp_ByX0FpJRpr7y4PuGUVrqaztL6q2vcrauCDHJDeFEoMNLmr5nWQvThHubapyuGiwzl6ct4Kpd/s400/Mata.bmp" style="cursor: pointer; float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt;" /></a><br />
RESEPTOR & LINTASAN <br />
INDERA PENGLIHATAN<br />
MEKANISME & PERSEPSI <br />
INDERA PENGLIHATAN<br />
Rangsangan ? Kiasma optikus ? saraf optikus ( N II ) ? retina ? lensa ?Cahaya semua serabut dr bag.nasal retina menyeberangi garis tengah & ?bergabung dg serabut2 yg berasal dr bag. Temporal retina mata yg lain radiasi optik /? nukleus/ korpus genukulatum lateral ?traktus optikus korteks visual di puncak lobus oksipital,?optic projection fibers area kalkarina.<br />
<br />
<br />
RESEPTOR & FUNGSI NEURAL RETINA<br />
A. ANATOMI & FUNGSI UNSUR PENYUSUN RETINA <br />
<br />
Lapisan-lapisan retina :<br />
Lapisan pigmen<br />
Lapisan fotoreseptor, tdd sel batang & sel kerucut, yg menonjol pd lap.pigmen.<br />
Membran pembatas luar<br />
Lapisan inti luar, mrp susunan lapis inti sel batang & sel kerucut.<br />
Lapisan pleksiform luar, mrp lapis aseluler & mrp t4 sinaps sel fotoreseptor dg sel bipolar & sel horisontal<br />
Lapisan inti dalam, mrp tubuh sel bipolar & sel horisontal. Lapis ini mdpt nutrisi dr a.retina sentral.<br />
Lapisan pleksiform dalam, mrp lapis aselular, t4 sinaps sel bipolar, sel amakrin dg sel ganglion.<br />
Lapisan ganglionik<br />
Lapisan serabut saraf optik, mrp lapis akson sel ganglion menuju saraf optik<br />
Membran pembatas dalam, mrp membran hialin antara retina & badab kaca. <br />
<br />
Cahaya sp.sel batang? lap.retina dlm ? h.vitreus ? lensa ? & ?kerucut ?jarak yg ditempuh mrp ketebalan yg besarnya bbrp ratus mikron mll jar. Non homogen.?mengurangi tajam penglihatan <br />
?Di tengah retina ada daerah sgt kecil < u/ penglihatan akut? makula ?1mm & rinci.<br />
fovea.? 0,4 mm ?Bag. Tengah makula <br />
mendeteksi lbh rinci bayangan visual.?Fovea seluruhnya tdd sel kerucut yg punya struktur khusus <br />
Dlm daerah tsb pemda, sel ganglion, lap.inti dlm & lap.pleksiform cahaya tiba di konus tanpa mendpt?terletak lbh tersebar di satu sisi memperjelas tajam persepsi?peredaman o/ bbrp lapis retina penglihatan. <br />
<br />
Diagram fotoreseptor<br />
4 segmen fungsional utama :<br />
Segmen luar<br />
Segmen dalam<br />
Inti<br />
Badan sinaps<br />
Dlm segmen luar ditemukan fotokimia peka cahaya/warna : <br />
rodopsin?Sel batang <br />
iodopsin?Sel kerucut <br />
Struktur hampir sama tp kepekaan thd spektrum cahaya berbeda.<br />
<br />
Segmen dlm mengandung sitoplasma sel & organela sitoplasmik biasa. Yg berperan menyediakan sebagian besar energi? mitokondria ?terpenting u/ berfgnya fotoreseptor.<br />
Badan sinaps,mrp bag.dr sel batang& berhub. Sel horisontal?kerucut & sel bipolar.<br />
Lapisan pigemen retina<br />
Pigmen hitam melanin dlm lap.pigmen & mencegah pantulan cahaya dr?koroid bguna u/ penglihatan yg jelas.?bag.lengkung bola mata <br />
Tanpa pigmen kekacauan? cahaya dipantulkan kesemua jurusan dlm bola mata ? tdk menimbulkan kontras titik gelap?penyinaran diretina & terang yg dibutuhkan u/ mbtk bayangan yg tepat.<br />
Ex. Pd albino.<br />
Lap.pigmen jg menyimpan sejml besar vit. A <br />
<br />
Perdarahan masuk dlm mata bersama? a.retina sentral ?nutrisi u/ lap.dlm retina bercabang” u/ mensuplai seluruh permukaan retina.?saraf optik <br />
Lap.luar retina termasuk segmen lur sel batang & sel kerucut yg melekat pada koroid (mrp jar.kaya pemda) bergantung pd difusi pemda koroid u/ nutrisinya t.u O2<br />
<br />
B. FOTOKIMIAWI PENGLIHATAN<br />
* oleh sel batang<br />
Rodopsin.?Segmen luar sel batang mengandung 40 % pigmen peka cahaya <br />
Rodopsin ini kombinasi : protein skotopsin & senyawa protein retinal tipe khusus yg disbt 11-cisretinal. <br />
Hanya btk 11-cisretinal saja yg dpt berikatan dg skotopsin agar dpt mensintesa rodopsin<br />
<br />
<br />
* Oleh sel kerucut<br />
Fotokimiawi penglihatan warna<br />
Fotokimiawi dlm sel kerucut hampir sama persis dg sel batang, perbedaannya pada protein OPSIN :<br />
SKOTOPSIN?Sel batang <br />
FOTOPSIN?Sel kerucut <br />
<br />
Pigmen peka warna sel kerucut (iodopsin) mrp kombinasi antara RETINAL dg FOTOPSIN.<br />
Dlm bermacam” sel kerucut tdpt 3 tipe fotokimiawi yg menyebabkan sel kerucut punya kepekaan yg selektif thd warna.<br />
Fotokimiawi tsb: <br />
Pigmen peka warna biru<br />
Pigmen peka warna hijau<br />
Pigmen peka warna merah<br />
<br />
Sifat absorpsi dr pigmen yg tdpt dlm ke3 mcm kerucut menunjukkan bahwa puncak absorpsi adl pd panjang gelombang cahaya sebesar 445, 535, & 570 mili mikron.<br />
Panjang gelombang tsb mrpkan puncak sensitivitas cahaya u/ setiap tipe kerucut.<br />
<br />
<br />
C. PENGLIHATAN WARNA<br />
Teori Young-Helmholtz : <br />
ada 3 tipe sel kerucut, dimana setiap kerucut ini dpt berespon scr ? dibuat perincian lbh lanjut ?maksimal thd berbagai mcm warna mekanisme daya lihat thd warna.<br />
<br />
<br />
interpretasi warnanya.?Cahaya monokromatik tertangkap o/ sel kerucut sesuai panj.gelombang <br />
Seseorang dpt jg mempunyai sensasi warna kuning bila ada cahaya merah & cahaya hijau yg dipancarkan ke mata scr bersamaan merangsang sel kerucut merah & timbul sensasi warna kuning?sel kerucut hijau walaupun sebenarnya tdk ada panj.gelombang yg sesuai dg warna kuning.<br />
<br />
<br />
Rangsangan yg kurang lebih sama besar pd sel kerucut merah, hijau & memberi sensasi penglihatan warna putih.?biru <br />
tdk ada panjang gelombang warna putih.?Ternyata <br />
kombinasi semua panjang gelombang cahaya.?Berarti warna putih <br />
BUTA WARNA<br />
orang tdk dpt membedakan bbrp warna dr warna yg lain.?Bila mata tdk punya sekelompok sel kerucut yg dpt menerima warna <br />
buta warna “merah-hijau”.?Bila sel kerucut merah / hijau (-) <br />
“kelemahan warna”.?Bila salah atu macam/lebih sel kerucut mengalami kelainan tp msh berfg sebagian <br />
seluruh spektrum penglihatan akan memendek pd akhir gelombang yg panjang.?Protanopi : orang yg tdk punya sel kerucut merah <br />
punya spektrum panjang gelombang yg normal. ????Deuteranopi : orang yg tdk punya sel kerucut warna hijau <br />
<br />
kurangnya reseptor u/ warna biru.?Kelemahan warna biru<br />
spektrum penglihatan org tsb lbh banyak sensasi warna hijau, kuning, jingga?Bila reseptor warna biru (-) & merah.<br />
tdk adanya gen warna yg sesuai dlm kromosom X.?Buta warna <br />
dlm 1 kromosom ini harus ada ke 3 gen warna.? ♂ hanya punya 1 kromosom X <br />
deuteranopi.? protanopi, 6% ?2% ♂ <br />
jarang buta warna merah-hijau.?♀ punya 2 kromosom Xariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4351045719473621063.post-81396830524573269152011-06-04T07:52:00.001-07:002011-06-04T07:52:36.350-07:00INDRA PENDENGARAN-PHONO RESEPTORIndera pendengaran dan keseimbangan <br />
<div class="info"> <span class="date"></span><span class="comments"></span>Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu</div><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><em>Telinga luar</em>, yang menerima gelombang suara.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><em>Telinga tengah</em>, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang pendengaran ( osikula) dan oleh tulang pendengaran diterusin ke telinga dalam.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><em>Telinga dalam</em>, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ <em>vestibuler</em> yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhbgGY4MrjAhM3SlqVVWSkzdoou4HTye6LnF6XjulcWiKrvpl7lDNEaUeclcZX8cbGsTO0yviNo9OA-xiJnE33lTiCMqOxhaAl_dkWKAeOX3wUIAIAdcTjmXNAAoU1ov5WJWJ99QZd2F8/s1600-h/kuping+2.bmp"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441753164352483570" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhbgGY4MrjAhM3SlqVVWSkzdoou4HTye6LnF6XjulcWiKrvpl7lDNEaUeclcZX8cbGsTO0yviNo9OA-xiJnE33lTiCMqOxhaAl_dkWKAeOX3wUIAIAdcTjmXNAAoU1ov5WJWJ99QZd2F8/s320/kuping+2.bmp" style="cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 223px;" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioIUg0ZLzZty-_b1Y3lFlQfjyzgbP0a9OJqlA3heQz9GChSxLKH0ipqE9GoXT92y9OkViJcfpgJJZAb-2MbKrmJ2HMzwoiI4wcoOYu44jx_AzsUJiX1EWRYxf3mTOS9awKWLRnjH9jfyY/s1600-h/telinga+3.bmp"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441754401404542978" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioIUg0ZLzZty-_b1Y3lFlQfjyzgbP0a9OJqlA3heQz9GChSxLKH0ipqE9GoXT92y9OkViJcfpgJJZAb-2MbKrmJ2HMzwoiI4wcoOYu44jx_AzsUJiX1EWRYxf3mTOS9awKWLRnjH9jfyY/s320/telinga+3.bmp" style="cursor: pointer; display: block; height: 242px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Telinga luar</strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. <span id="more-421"></span><em>Meatus akustikus eksternus</em> terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi <em>kelenjar seruminosa</em>, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan <em>serumen </em>( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk <em>membran shrapnell.</em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em> </em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Telinga Tengah (kavum tympanikus)</strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu <em>maleus</em> (tulang martil), <em>inkus </em>(tulang landasan), dan <em>stapes</em> (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut <em>fenestra ovalis</em> (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau <em>fenesta kokhlea</em>, yang tertutup oleh membran yang disebut <em>membran tympani sekunder.</em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui <em>saluran eustachius </em>(tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Telinga Dalam (labirin)</strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan <em>endolimfe,</em> sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan <em>perilimfe.</em> Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em>Vestibula</em> merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu <em>sakulus</em> dan <em>utikulus</em>. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut <em>makula akustika</em>, sebagai <em>indra keseimbangan statis</em> (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh <em>sel-sel penunjang</em>. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut<em> otolit</em>. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari <em>saraf vestibulokokhlear</em> yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em>Kanalis semisiskularis</em> merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut <em>ampula.</em> Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat <em>Krista akustika</em>, sehingga organ <em>indra keseimbangan dinamis</em> (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa <em>sel-sel rambut</em> yang didampingi oleh <em>sel-sel penunjang</em>, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan <em>endolimfe</em>. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;"><em>Kokhlea </em>membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut <em>mediolus</em>. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah:</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="13" src="http://iqbalali.com/DOCUME%7E1/NGAMKU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><em>Saluran vestibular</em> (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="13" src="http://iqbalali.com/DOCUME%7E1/NGAMKU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><em> Saluran tympani</em> (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="13" src="http://iqbalali.com/DOCUME%7E1/NGAMKU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><em>Saluran kokhlear</em> (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.95pt; text-align: justify;">Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu <em>organ corti.</em> Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa <em>sel rambut</em> yang didimpingi oleh <em>sel penunjang.</em> Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.95pt;">Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menekan membran tympani <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> melintas melalui tulang-tulang pendengaran <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menekan tingkap jorong <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> Menekan membran vestibularis dan skala basilaris <span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol;">®</span> merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.</div>Jadi Ringkasnya begini <br />
<div style="text-align: left;"><style>
@font-face {
font-family: "Wingdings";
}p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0cm 0cm 0.0001pt; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; }p.boxtext, li.boxtext, div.boxtext { margin-right: 0cm; margin-left: 0cm; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; }div.Section1 { page: Section1; }ol { margin-bottom: 0cm; }ul { margin-bottom: 0cm; }
</style> <ol><li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga </li>
<li>Selanjutnya gelombang menabrak gendang telinga </li>
<li>Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah Maleus Incus Stapes bergetar. </li>
<li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Akibatnya gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang menggetarkan apa yang disebut "jendela lonjong"</li>
<li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>yang selanjutnya menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak. </li>
<li><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>Di sini, getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui syaraf <span> </span>tepi otak auditory no 8</li>
</ol><div class="boxtext">Bagaimana suara drubah di Coclea</div><ul><li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Terdapat cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput (coclea). </li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Rumah siput mempunyai beberapa saluran yang berisi cairan. </span></li>
<li><span lang="SV"></span><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Saluran rumah siput mengandung "alat-alat korti yang merupakan alat yang sangat peka untuk indera pendengaran. </span><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Organ korti ini tersusun atas "sel-sel bulu" atau rambut rambut halus </span><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada sel-sel ini . organ korti melalui selaput batang (membran basalis) tempat alat-alat korti berada. </span><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="PT">Ada dua macam sel bulu, sel bulu dalam dan sel bulu luar </span></li>
<li><span lang="PT"></span><span lang="PT">Tergantung pada frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar.</span><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span lang="PT" style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="PT">Sel bulu luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran </span><span style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utam</span></li>
<li><span lang="SV"></span><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">inferior colliculus</span></li>
<li><span lang="SV"></span><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">medial geniculate body</span><span style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span lang="SV">akhirnya selaput pendengaran</span></li>
<li><span lang="SV"></span><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah.<span style="font-family: Symbol;"><span></span></span></li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna</li>
<li><span style="font-family: Symbol;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span>Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.</li>
</ul></div>ariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4351045719473621063.post-44629649244812756082011-06-04T07:41:00.001-07:002011-06-04T07:41:40.884-07:00Mekanisme dan persepsi penglihatan.Persepsi adalah interpretasi yang tinggi terhadap lingkungan Manusia dan mengolah proses informasi tersebut( Wilson D, 2000 ). <br />
Mekanisme persepsi merupakan suatu peristiwa physical dan proses eksternal yang membangkitkan persepsi yang mempengruhi mata, saraf di bagaian visual cortex, yang memberikan efek ke lingkungan yang dapat mempengaruhi dan di pengaruhi oleh susunan saraf pusat (Graham R, 1999)<br />
Manusia secara umum menerima informasi dari Lingkungan lewat proses yang sama, oleh karena itu dalam memahami Persepsi harus ada proses di mana ada informasi yang di peroleh lewat memory organisme yang hidup. Fakta ini memudahkan peningkatan Persepsi individu, adanya stimulus yang mempengaruhi individu yang mecetuskan suatu pengalaman dari Organisme, sehingga timbul berpikir yang dalam proses perseptual merupakan proses yang paling tinggi, seperti pada gambar 1: (Hill G, 2000).<br />
Dalam keterkaitan proses persepsi ada 3 komponen yang sangat terkait diantaranya : (Hill G, 2000)<br />
1. Learning dari pengalaman organism terhadap stimulus<br />
2. Memory dari organism<br />
3. Through dari komponen satu dan dua (learning and memory).<br />
<br />
Secara sederhana prosesnya sebagai berikut:<br />
Tubuh menerima rangsangan –> rangsangan diteruskan ke otak –> otak memproses rangsangan dan data yang diperoleh –> otak mengirimkan hasil persepsiariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4351045719473621063.post-2053051762460232782011-06-04T07:32:00.001-07:002011-06-04T07:32:40.413-07:00SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA PADA MANUSIAApakah yang akan kalian lakukan bila tiba-tiba ada cahaya matahari yang memantul melalui kaca spion dan mengenai mata kalian? Tentu kalian akan memberikan reaksi, ada yang memalingkan muka, ada yang menyempitkan kelopak mata, ada yang berusaha menghalangi<br />
cahaya dengan telapak tangan. Reaksi yang kalian lakukan tersebut merupakan suatu kegiatan yang dikendalikan oleh suatu pengendali atau pengontrol di dalam tubuh, yang disebut sistem koordinasi. Kalian akan dikenalkan dengan sistem koordinasi sehingga nantinya kalian akan dapat mendeskripsikan sistem koordinasi, alat indra pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Tugas koordinasi tersebut dilakukan oleh hormon, saraf dan indra. Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga komponen agar fungsi koordinasi tersebut dapat berlangsung yaitu reseptor, konduktor, dan efektor. <br />
<br />
<table class="toc" id="toc" summary="Daftar isi"><tbody>
<tr><td><div id="toctitle"><h2>Daftar isi</h2><span class="toctoggle">[<a class="internal" href="" id="togglelink">sembunyikan</a>]</span></div><ul><li class="toclevel-1"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#A._Pendahuluan"><span class="tocnumber">1</span> <span class="toctext">A. Pendahuluan</span></a> <ul><li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#1._Reseptor"><span class="tocnumber">1.1</span> <span class="toctext">1. Reseptor</span></a></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#2._Konduktor"><span class="tocnumber">1.2</span> <span class="toctext">2. Konduktor</span></a></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#3._Efektor"><span class="tocnumber">1.3</span> <span class="toctext">3. Efektor</span></a></li>
</ul></li>
<li class="toclevel-1"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#B._Sistem_Saraf"><span class="tocnumber">2</span> <span class="toctext">B. Sistem Saraf</span></a> <ul><li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#1._Sel_Saraf"><span class="tocnumber">2.1</span> <span class="toctext">1. Sel Saraf</span></a> <ul><li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#a._Badan_sel"><span class="tocnumber">2.1.1</span> <span class="toctext">a. Badan sel</span></a></li>
<li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#b._Dendrit"><span class="tocnumber">2.1.2</span> <span class="toctext">b. Dendrit</span></a></li>
<li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#c._Neurit_.28akson.29"><span class="tocnumber">2.1.3</span> <span class="toctext">c. Neurit (akson)</span></a></li>
<li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#a._Neuron_sensorik"><span class="tocnumber">2.1.4</span> <span class="toctext">a. Neuron sensorik</span></a></li>
<li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#b._Neuron_motorik"><span class="tocnumber">2.1.5</span> <span class="toctext">b. Neuron motorik</span></a></li>
<li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#c._Neuron_konektor"><span class="tocnumber">2.1.6</span> <span class="toctext">c. Neuron konektor</span></a></li>
</ul></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#2._Jalan_yang_Dilalui_Impuls"><span class="tocnumber">2.2</span> <span class="toctext">2. Jalan yang Dilalui Impuls</span></a></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#3._Susunan_Saraf_Manusia"><span class="tocnumber">2.3</span> <span class="toctext">3. Susunan Saraf Manusia</span></a></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#4._Sistem_Saraf_Pusat"><span class="tocnumber">2.4</span> <span class="toctext">4. Sistem Saraf Pusat</span></a> <ul><li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#a._Otak"><span class="tocnumber">2.4.1</span> <span class="toctext">a. Otak</span></a></li>
<li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#b._Sumsum_tulang_belakang_.28medulla_spinalis.29"><span class="tocnumber">2.4.2</span> <span class="toctext">b. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)</span></a></li>
</ul></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#5._Susunan_Saraf_Tepi"><span class="tocnumber">2.5</span> <span class="toctext">5. Susunan Saraf Tepi</span></a> <ul><li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#a._Saraf_otak_.28saraf_cranial.29"><span class="tocnumber">2.5.1</span> <span class="toctext">a. Saraf otak (saraf cranial)</span></a></li>
<li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#b._Saraf_sumsum_tulang_belakang_.28saraf_spinal.29"><span class="tocnumber">2.5.2</span> <span class="toctext">b. Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal)</span></a></li>
</ul></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#6._Sistem_Saraf_Tak_Sadar_.28Saraf_Autonom.29"><span class="tocnumber">2.6</span> <span class="toctext">6. Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Autonom)</span></a></li>
</ul></li>
<li class="toclevel-1"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#C._Sistem_Indra"><span class="tocnumber">3</span> <span class="toctext">C. Sistem Indra</span></a> <ul><li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#1._Mata"><span class="tocnumber">3.1</span> <span class="toctext">1. Mata</span></a> <ul><li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#a._Lapisan_sklera_atau_selaput_putih"><span class="tocnumber">3.1.1</span> <span class="toctext">a. Lapisan sklera atau selaput putih</span></a></li>
<li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#b._Lapisan_koroid_atau_selaput_hitam"><span class="tocnumber">3.1.2</span> <span class="toctext">b. Lapisan koroid atau selaput hitam</span></a></li>
<li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#c._Retina_atau_selaput_pelangi"><span class="tocnumber">3.1.3</span> <span class="toctext">c. Retina atau selaput pelangi</span></a></li>
</ul></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#2._Telinga"><span class="tocnumber">3.2</span> <span class="toctext">2. Telinga</span></a> <ul><li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#a._Telinga_luar"><span class="tocnumber">3.2.1</span> <span class="toctext">a. Telinga luar</span></a></li>
<li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#b._Telinga_tengah"><span class="tocnumber">3.2.2</span> <span class="toctext">b. Telinga tengah</span></a></li>
<li class="toclevel-3"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#c._Telinga_dalam"><span class="tocnumber">3.2.3</span> <span class="toctext">c. Telinga dalam</span></a></li>
</ul></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#3._Hidung"><span class="tocnumber">3.3</span> <span class="toctext">3. Hidung</span></a></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#4._Lidah"><span class="tocnumber">3.4</span> <span class="toctext">4. Lidah</span></a></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#5._Kulit"><span class="tocnumber">3.5</span> <span class="toctext">5. Kulit</span></a></li>
</ul></li>
<li class="toclevel-1"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#D._Kelainan_dan_Penyakit_pada_Sistem_Indra"><span class="tocnumber">4</span> <span class="toctext">D. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Indra</span></a> <ul><li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#1._Miopi_.28Rabun_Jauh.29"><span class="tocnumber">4.1</span> <span class="toctext">1. Miopi (Rabun Jauh)</span></a></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#2._Hypermetropi_.28Rabun_Dekat.29"><span class="tocnumber">4.2</span> <span class="toctext">2. Hypermetropi (Rabun Dekat)</span></a></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#3._Presbiopi"><span class="tocnumber">4.3</span> <span class="toctext">3. Presbiopi</span></a></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#4._Rabun_Senja"><span class="tocnumber">4.4</span> <span class="toctext">4. Rabun Senja</span></a></li>
<li class="toclevel-2"><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PADA_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI#5._Katarak"><span class="tocnumber">4.5</span> <span class="toctext">5. Katarak</span></a></li>
</ul></li>
</ul></td></tr>
</tbody></table><a href="" name="A._Pendahuluan"></a><h1> <span class="mw-headline"> A. Pendahuluan<br />
</span></h1>Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga komponen agar fungsi koordinasi dapat berlangsung, yaitu reseptor, konduktor, dan efektor. <br />
<br />
<a href="" name="1._Reseptor"></a><h3> <span class="mw-headline"> 1. Reseptor<br />
</span></h3>Reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan tersebut adalah indra.<br />
<br />
<a href="" name="2._Konduktor"></a><h3> <span class="mw-headline"> 2. Konduktor<br />
</span></h3>Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan. Bagian tersebut adalah sel-sel saraf (neuron) yang membentuk sistem saraf. Sel-sel saraf ini ada yang berfungsi membawa rangsangan ke pusat saraf ada juga yang membawa pesan dari pusat saraf.<br />
<br />
<a href="" name="3._Efektor"></a><h3> <span class="mw-headline"> 3. Efektor<br />
</span></h3>Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar (baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin).<br />
Keterkaitan ketiga komponen tersebut dapat kita buat skema sederhana seperti berikut.<br />
<br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Panahaan.JPG" title="Image:panahaan.JPG"><img alt="Image:panahaan.JPG" border="0" height="120" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/9/96/Panahaan.JPG" width="605" /></a><br />
<br />
Nah, dari skema di atas tampak jelas bahwa antara sistem saraf dan indra sangat erat kaitannya dalam sistem koordinasi. Berikut ini akan kita bahas mengenai sistem saraf dan indra tersebut. <br />
<br />
<a href="" name="B._Sistem_Saraf"></a><h1> <span class="mw-headline"> B. Sistem Saraf<br />
</span></h1>Sebagai sistem koordinasi, sistem saraf mempunyai fungsi:<br />
1. Pengendalian kerja alat-alat tubuh agar bekerja serasi.<br />
2. Alat komunikasi antara tubuh dengan lingkungan di luar tubuh, yang dilakukan oleh ujung saraf pada indra, dan lingkungan dalam tubuh.<br />
3. Pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka sistem saraf tersusun oleh berbagai organ, jaringan<br />
dan juga komponen terkecil yaitu sel.<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="" name="1._Sel_Saraf"></a><h3> <span class="mw-headline"> 1. Sel Saraf<br />
</span></h3>Sistem saraf tersusun oleh komponen-komponen terkecil yaitu sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson). Lihat Gambar 3.1<br />
<br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Sarap.JPG" title="Image:sarap.JPG"><img alt="Image:sarap.JPG" border="0" height="254" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/0/0d/Sarap.JPG" width="607" /></a><br />
<br />
<a href="" name="a._Badan_sel"></a><h5> <span class="mw-headline"> a. Badan sel <br />
</span></h5>Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energi untuk membawa rangsangan. <br />
<br />
<a href="" name="b._Dendrit"></a><h5> <span class="mw-headline"> b. Dendrit<br />
</span></h5>Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma. Pada umumnya sebuah neuron mempunyai banyak dendrit dan ukuran dendrit pendek. Dendrit berfungsi membawa rangsangan ke badan sel.<br />
<br />
<a href="" name="c._Neurit_.28akson.29"></a><h5> <span class="mw-headline"> c. Neurit (akson)<br />
</span></h5>Neurit atau akson adalah serabut-serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma yang panjang. Sebuah neuron memiliki satu akson. Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain. Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang disebut myelin yang terdiri atas perluasan membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf. Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis (lihat Gambar 3.2). Pada bagian sinaps inilah<br />
suatu zat kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya. <br />
<br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Sinapsis_neural.JPG" title="Image:sinapsis neural.JPG"><img alt="Image:sinapsis neural.JPG" border="0" height="308" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/b/bd/Sinapsis_neural.JPG" width="606" /></a><br />
<br />
Berdasarkan bentuk dan fungsinya neuron dibedakan menjadi tiga macam yaitu:<br />
<br />
<a href="" name="a._Neuron_sensorik"></a><h5> <span class="mw-headline"> a. Neuron sensorik <br />
</span></h5>Neuron sensorik adalah neuron yang membawa impuls dari reseptor (indra) ke pusat susunan saraf (otak dan sumsum tulang belakang).<br />
<br />
<a href="" name="b._Neuron_motorik"></a><h5> <span class="mw-headline"> b. Neuron motorik<br />
</span></h5>Neuron motorik adalah neuron yang membawa impuls dari pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).<br />
<br />
<a href="" name="c._Neuron_konektor"></a><h5> <span class="mw-headline"> c. Neuron konektor<br />
</span></h5>Neuron konektor adalah neuron yang membawa impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik.<br />
<br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:All_neuron.JPG" title="Image:all neuron.JPG"><img alt="Image:all neuron.JPG" border="0" height="404" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/8/81/All_neuron.JPG" width="341" /></a><br />
<br />
<a href="" name="2._Jalan_yang_Dilalui_Impuls"></a><h3> <span class="mw-headline"> 2. Jalan yang Dilalui Impuls<br />
</span></h3>Pada umumnya kita menggerakkan bagian badan karena kemauan kita atau atas perintah otak. Menulis, membuka payung, mengambil makanan atau berjalan merupakan contoh gerak yang kita sadari, sehingga gerak semacam ini disebut gerak sadar. Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh dikoordinasi oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra) disampaikan ke otak melalui neuron sensorik.<br />
Di otak rangsangan tadi diartikan dan diputuskan apa yang akan dilakukan. Kemudian otak mengirimkan perintah ke efektor melalui neuron motorik. Otot (efektor) bergerak melaksanakan perintah otak. Secara ringkas lintasan/jalan gerak sadar tersebut dapat kita buat skema sebagai berikut. <br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Panahan_dei.JPG" title="Image:panahan dei.JPG"><img alt="Image:panahan dei.JPG" border="0" height="69" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/6/67/Panahan_dei.JPG" width="583" /></a><br />
<br />
Kadang-kadang bagian tubuh kita juga melakukan suatu gerakan yang terjadinya secara tiba-tiba tanpa disadari. Misalnya saat lutut kita<br />
diketuk/ dipukul pada bagian tendon (lihat Gambar 3.4). Akibatnya secara tidak sadar, kaki kita akan menyentak. Gerakan yang dilakukan oleh kaki tersebut terjadi secara tiba-tiba dan tidak diperintah oleh otak. Gerak semacam ini disebut gerak refleks. Secara ringkas lintasan gerak refleks dapat kita buat skema sebagai berikut.<br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Bosen_panahan%27.JPG" title="Image:bosen panahan'.JPG"><img alt="Image:bosen panahan'.JPG" border="0" height="93" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/4/46/Bosen_panahan%27.JPG" width="577" /></a><br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Impuls.JPG" title="Image:impuls.JPG"><img alt="Image:impuls.JPG" border="0" height="457" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/6/6c/Impuls.JPG" width="561" /></a><br />
<br />
Tapi kalian harus tahu bahwa jalannya impuls gerak refleks ada dua macam yaitu lintasan refleks spinalis dan lintasan refleks cranialis. Lintasan refleks spinalis yaitu lintasan gerak refleks yang melalui sumsum tulang belakang. Contohnya gerakan mengangkat kaki secara tiba-tiba saat lutut kita dipukul. Sedangkan lintasan cranialis yaitu bila lintasan gerak refleks melalui otak, tetapi otak memberikan<br />
tanggapan secara langsung tanpa kesadaran manusia. Contoh gerak refleks yang melalui lintasan cranialis adalah gerak mengecilnya pupil mata apabila mata menerima cahaya yang terang. Untuk mengetahui gerak refleks lakukan kegiatan berikut. <br />
<br />
<a href="" name="3._Susunan_Saraf_Manusia"></a><h3> <span class="mw-headline"> 3. Susunan Saraf Manusia<br />
</span></h3>Jutaan sel-sel saraf bergabung membentuk suatu sistem yang dinamakan sistem saraf. Sistem saraf manusia terdiri dari susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi. Susunan saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang sedangkan susunan saraf tepi tersusun atas serabut-serabut saraf yang menuju ke susunan saraf pusat dan dari susunan saraf pusat ke seluruh tubuh. Perhatikan skema sistem saraf manusia berikut. <br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Siestem_sarap.JPG" title="Image:siestem sarap.JPG"><img alt="Image:siestem sarap.JPG" border="0" height="251" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/1/1d/Siestem_sarap.JPG" width="562" /></a><br />
<br />
<a href="" name="4._Sistem_Saraf_Pusat"></a><h3> <span class="mw-headline"> 4. Sistem Saraf Pusat<br />
</span></h3><a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Kranial.JPG" title="Image:kranial.JPG"><img alt="Image:kranial.JPG" border="0" height="332" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/e/ee/Kranial.JPG" width="587" /></a><br />
<br />
<a href="" name="a._Otak"></a><h5> <span class="mw-headline"> a. Otak<br />
</span></h5>Otak terletak di rongga tengkorak dan dibungkus oleh tiga lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling luar disebut duramater, paling dalam adalah piamater dan yang tengah disebut arachnoid. Di antara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang berfungsi untuk mengurangi benturan atau goncangan. Peradangan yang terjadi pada selaput ini dinamakan meningitis. Penyebabnya bisa karena infeksi virus. Otak manusia terbagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan batang otak. <br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Uteke.JPG" title="Image:uteke.JPG"><img alt="Image:uteke.JPG" border="0" height="257" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/6/60/Uteke.JPG" width="271" /></a><br />
<br />
1) Otak besar (cerebrum)<br />
Otak besar manusia terletak di dalam tulang tengkorak. Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri melayani tubuh sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani tubuh sebelah kiri. Otak besar terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf. Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut saraf.<br />
Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatankegiatan yang disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat, mendengar, dan bergerak.<br />
<br />
2) Otak kecil (cerebellum)<br />
Otak kecil terletak di bawah otak besar bagian belakang. Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdiri atas belahan kanan dan kiri serta terbagi menjadi dua lapis. Lapisan luar berwarna kelabu dan bagian dalam berwarna putih. Belahan kanan dan kiri otak kecil dihubungkan oleh jembatan Varol. Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasi kerja otototot ketika kita bergerak. <br />
<br />
3) Sumsum lanjutan<br />
Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan pons Varoli dengan sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai:<br />
a) pusat pengendali pernapasan,<br />
b) menyempitkan pembuluh darah,<br />
c) mengatur denyut jantung,<br />
d) mengatur suhu tubuh.<br />
<br />
<a href="" name="b._Sumsum_tulang_belakang_.28medulla_spinalis.29"></a><h5> <span class="mw-headline"> b. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)<br />
</span></h5>Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas tulang pinggang ke dua. Sumsum tulang belakang juga dibungkus oleh selaput meninges. <br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Diagram_penampang.JPG" title="Image:diagram penampang.JPG"><img alt="Image:diagram penampang.JPG" border="0" height="369" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/1/17/Diagram_penampang.JPG" width="312" /></a><br />
<br />
Bila diamati secara melintang, sumsum tulang belakang bagian luar tampak berwarna putih (substansi alba) dan bagian dalam yang<br />
berbentuk seperti kupu-kupu, berwarna kelabu (substansi grissea). Pada bagian yang berwarna putih banyak mengandung akson (neurit)<br />
yang diselimuti myelin. Bagian ini untuk menghantarkan impuls menuju otak dan dari otak menuju efektor. Bagian yang berwarna kelabu<br />
mengandung serabut saraf yang tidak ada myelinnya. Bagian ini dibedakan dua yaitu akar dorsal atau akar posterior dan akar ventral atau akar anterior. Akar dorsal mengandung neuron sensorik dan akar ventral mengandung neuron motorik.<br />
Sumsum tulang belakang berfungsi untuk:<br />
a) menghantarkan impuls dari dan ke otak,<br />
b) memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks. <br />
<br />
<a href="" name="5._Susunan_Saraf_Tepi"></a><h3> <span class="mw-headline"> 5. Susunan Saraf Tepi<br />
</span></h3>Susunan saraf tepi tersusun atas serabutserabut saraf dari dan ke pusat susunan saraf. Susunan saraf tepi berupa 12 pasang serabut saraf dari otak dan 31 pasang serabut saraf dari sumsum tulang belakang.<br />
<br />
<a href="" name="a._Saraf_otak_.28saraf_cranial.29"></a><h5> <span class="mw-headline"> a. Saraf otak (saraf cranial)<br />
</span></h5>Saraf otak terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak. Urat saraf ini berjumlah 12 pasang, berhubungan erat dengan otot mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Kedua belas pasang urat saraf otak tersebut secara ringkas tercantum dalam Tabel 3.1 berikut. <br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Sigfat_fungsi_otak_sarap.JPG" title="Image:sigfat fungsi otak sarap.JPG"><img alt="Image:sigfat fungsi otak sarap.JPG" border="0" height="547" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/3/31/Sigfat_fungsi_otak_sarap.JPG" width="582" /></a><br />
<br />
Dari kedua belas saraf otak tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu:<br />
1) saraf sensorik : saraf nomor I, II, VIII<br />
2) saraf motorik : saraf nomor III, IV, VI, XI, XII<br />
3) saraf gabungan sensorik dan motorik : saraf nomor V, VII, IX, dan X<br />
<br />
Ada saraf yang memiliki jangkauan fungsi sangat luas yaitu saraf nomor X (saraf vagus). Sehingga disebut saraf pengembara. Sifat kerja saraf vagus seperti saraf parasimpatik. <br />
<br />
<a href="" name="b._Saraf_sumsum_tulang_belakang_.28saraf_spinal.29"></a><h5> <span class="mw-headline"> b. Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal)<br />
</span></h5>Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang yang keluar dari:<br />
1) Ruas-ruas tulang leher : 8 pasang<br />
2) Ruas-ruas tulang punggung : 12 pasang<br />
3) Ruas-ruas tulang pinggang : 5 pasang<br />
4) Ruas-ruas tulang kelangkang : 5 pasang<br />
5) Ruas-ruas tulang ekor : 1 pasang<br />
<br />
Semua saraf sumsum tulang belakang bersifat campuran artinya saraf ini untuk meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot rangka tubuh. Semua neuron sensorik masuk ke sumsum tulang belakang melalui akar dorsal dan neuron motorik keluar dari sumsum tulang belakang melalui akar ventral.<br />
<br />
<a href="" name="6._Sistem_Saraf_Tak_Sadar_.28Saraf_Autonom.29"></a><h3> <span class="mw-headline"> 6. Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Autonom)<br />
</span></h3>Sistem saraf autonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis. Sistem saraf autonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam seperti otot perut, pembuluh darah, jantung dan<br />
alat-alat reproduksi. Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu:<br />
a. Sistem saraf simpatik<br />
b. Sistem saraf parasimpatik<br />
<br />
Sistem saraf simpatik terdiri atas 25 pasang ganglion yang berasal dari:<br />
1) Ruas tulang belakang : 3 pasang<br />
2) Ruas tulang punggung : 11 pasang<br />
3) Ruas tulang pinggang : 4 pasang<br />
4) Ruas tulang kelangkang : 4 pasang<br />
5) Ruas tulang ekor : 3 pasang<br />
<br />
Dari ganglion-ganglion tersebut keluar serabut saraf yang mengendalikan kerja organ seperti jantung, pembuluh darah, kelenjar keringat dan semua alat dalam. Serabut saraf dari sistem saraf parasimpatik juga menuju organ-organ yang dikendalikan oleh saraf simpatik. Sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik bekerja secara antagonis (berlawanan) dalam mengendalikan kerja suatu organ. Organ atau kelenjar yang dikendalikan oleh sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik disebut sistem pengendalian ganda. Apabila suatu organ menjadi aktif karena rangsangan saraf simpatik, maka di lain pihak akan dilambatkan atau dihentikan oleh saraf parasimpatik. <br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Info_media.JPG" title="Image:info media.JPG"><img alt="Image:info media.JPG" border="0" height="303" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/e/e9/Info_media.JPG" width="605" /></a><br />
<br />
Perhatikan perbandingan pengaruh kerja saraf simpatik dan saraf parasimpatik pada Gambar 3.9.<br />
<br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Parasimpatik.JPG" title="Image:parasimpatik.JPG"><img alt="Image:parasimpatik.JPG" border="0" height="628" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/5/58/Parasimpatik.JPG" width="596" /></a><br />
<br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Parkison.JPG" title="Image:parkison.JPG"><img alt="Image:parkison.JPG" border="0" height="446" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/d/d8/Parkison.JPG" width="585" /></a><br />
<br />
<a href="" name="C._Sistem_Indra"></a><h1> <span class="mw-headline"> C. Sistem Indra<br />
</span></h1>Di bagian awal pokok bahasan ini sudah disinggung bahwa indra berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indra yang berfungsi sebagai penerima rangsangan yaitu:<br />
1. Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor).<br />
2. Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indra keseimbangan (statoreseptor).<br />
3. Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor).<br />
4. Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor).<br />
5. Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor) dan suhu (temperatur). <br />
<br />
Tiap indra akan berfungsi dengan sempurna apabila:<br />
1. Indra tersebut secara anatomi tidak ada kelainan.<br />
2. Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan baik.<br />
3. Saraf-saraf yang membawa rangsang dari dan ke otak bekerja baik.<br />
4. Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja baik. <br />
<br />
Bila salah satu dari bagian tersebut rusak atau terganggu, maka hubungan dengan dunia luar akan terganggu juga.<br />
<br />
<a href="" name="1._Mata"></a><h3> <span class="mw-headline"> 1. Mata<br />
</span></h3>Mata berfungsi untuk menerima rangsang berupa cahaya, karena di dalamnya terdapat reseptor penerima cahaya yang disebut fotoreseptor. Mata terletak di dalam rongga mata yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak. Selain itu mata juga dilindungi oleh:<br />
a. Kelopak mata, berupa kulit tipis yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu atau sentuhan benda.<br />
b. Bulu mata, untuk melindungi mata dari cahaya yang terlalu menyilaukan.<br />
c. Alis, untuk melindungi mata dari aliran keringat dan air hujan.<br />
d. Air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata, untuk menjaga kelembapan mata dan membersihkan mata dari debu dan bakteri.<br />
<br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Bag_mata.JPG" title="Image:bag mata.JPG"><img alt="Image:bag mata.JPG" border="0" height="270" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/b/b4/Bag_mata.JPG" width="546" /></a><br />
<br />
Mata manusia berbentuk agak bulat dengan garis tengah kurang lebih 2,5 sentimeter. Mata tersebut terdiri atas tiga lapisan jaringan yaitu:<br />
<br />
<a href="" name="a._Lapisan_sklera_atau_selaput_putih"></a><h5> <span class="mw-headline"> a. Lapisan sklera atau selaput putih<br />
</span></h5>Merupakan lapisan paling luar, sangat kuat. Lapisan ini berwarna putih sehingga sering disebut lapisan putih mata. Di bagian depan lapisan ini membentuk kornea yang bening, untuk menerima cahaya masuk ke dalam mata. Kornea ini selalu basah oleh air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata.<br />
<br />
<a href="" name="b._Lapisan_koroid_atau_selaput_hitam"></a><h5> <span class="mw-headline"> b. Lapisan koroid atau selaput hitam<br />
</span></h5>Merupakan lapisan di bawah sklera dan lapisan tengah bola mata. Bagian ini banyak mengandung melanin dan pembuluh darah. Berfungsi untuk menghentikan refleksi cahaya yang menyimpang di dalam mata. Di bagian depan mata, koroid membentuk iris. Iris ini mengandung pigmen hitam, biru, hijau atau coklat, sehingga dapat sebagai penentu warna mata. Di bagian tengah iris terdapat pupil yang merupakan celah (bukaan), untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk mata. Di belakang iris terdapat lensa mata berbentuk cembung di kedua sisi yang diikat oleh ligamen suspensori. Mencembung atau memipihnya lensa menyebabkan mata berakomodasi. Lihat Gambar 3.10 yang memperlihatkan perubahan lensa mata. <br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Mdmj.JPG" title="Image:mdmj.JPG"><img alt="Image:mdmj.JPG" border="0" height="231" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/3/38/Mdmj.JPG" width="601" /></a><br />
<br />
<a href="" name="c._Retina_atau_selaput_pelangi"></a><h5> <span class="mw-headline"> c. Retina atau selaput pelangi<br />
</span></h5>Retina adalah lapisan mata paling dalam. Pada lapisan ini terdapat bagian yang paling peka terhadap cahaya yaitu bintik kuning (fovea). Selain itu pada retina juga terdapat bintik buta, yaitu tempat keluarnya saraf mata. Pada retina tersusun kurang lebih 125 juta selsel<br />
batang (sel basilus) yang mampu menerima rangsang cahaya tidak berwarna dan untuk melihat pada keadaan cahaya redup. Selain sel batang, pada retina juga terdapat kurang lebih 7 juta sel kerucut (sel konus) yang berfungsi menerima rangsang cahaya kuat dan berwarna. Sel kerucut lebih banyak terdapat pada bagian bintik kuning (fovea centralis). Jadi bila ingin melihat suatu benda dengan jelas, maka bayangan harus jatuh di bagian ini. <br />
<br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Selker.JPG" title="Image:selker.JPG"><img alt="Image:selker.JPG" border="0" height="524" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/2/26/Selker.JPG" width="613" /></a><br />
<br />
Di retina juga dijumpai daerah yang sama sekali tidak mengandung sel batang ataupun sel kerucut. Bagian ini disebut bintik buta. Bila cahaya jatuh di daerah ini, kita tidak bisa melihat apa-apa.<br />
<br />
Suatu benda dapat dilihat oleh mata, bila benda tersebut memantulkan cahaya. Cahaya yang dipantulkan oleh benda masuk ke mata melalui kornea dan diteruskan ke lensa melalui pupil. Oleh lensa, cahaya tersebut dibiaskan dan difokuskan di retina sehingga membentuk bayangan kecil dan terbalik pada retina. Tetapi oleh otak bayangan tersebut diartikan seperti gambar yang kita lihat.<br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Proses_melihat.JPG" title="Image:proses melihat.JPG"><img alt="Image:proses melihat.JPG" border="0" height="127" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/0/0e/Proses_melihat.JPG" width="579" /></a><br />
<br />
Bayangan benda yang jatuh pada bintik buta tidak akan terlihat. <br />
<br />
<a href="" name="2._Telinga"></a><h3> <span class="mw-headline"> 2. Telinga<br />
</span></h3>Telinga merupakan tempat beradanya indra pendengaran dan keseimbangan. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.<br />
<br />
<a href="" name="a._Telinga_luar"></a><h5> <span class="mw-headline"> a. Telinga luar<br />
</span></h5>Telinga luar terdiri atas:<br />
1) Daun telinga, berfungsi untuk menampung atau mengumpulkan gelombang bunyi.<br />
2) Liang telinga (saluran auditori), berfungsi untuk menyalurkan gelombang bunyi ke selaput gendang telinga. Liang telinga panjangnya kurang lebih 2,5 sentimeter. Di sepanjang dinding liang telinga terdapat rambut halus, kelenjar minyak dan kelenjar keringat, yang berfungsi menghalangi debu dan air yang masuk.<br />
3) Selaput gendang telinga (membran tymphani), yang membatasi telinga luar dan telinga tengah. Berfungsi untuk menangkap getaran. <br />
<br />
<a href="" name="b._Telinga_tengah"></a><h5> <span class="mw-headline"> b. Telinga tengah </span></h5>Telinga bagian tengah terdiri atas:<br />
<br />
1) Tulang-tulang pendengaran (osikel), yaitu berupa tiga tulang kecil yang bersambung dari selaput gendang telinga menuju telinga dalam. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (malleus), yang letaknya paling luar berhubungan dengan selaput gendang telinga. Berikutnya adalah tulang landasan (inkus) yang menghubungkan martil dan sanggurdi. Tulang paling dalam adalah tulang sanggurdi (stapes), yang melekat dengan saluran rumah siput pada tingkap jorong. <br />
<br />
2) Saluran Eustachius, yaitu saluran sempit yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang tenggorokan. Saluran ini terbuka saat kita mengunyah, menguap, bersin atau membuka mulut. Fungsi saluran ini adalah untuk memasukkan udara ke rongga telinga tengah sehingga tekanan udara di kedua gendang telinga sama dengan udara di luar tubuh. <br />
<br />
<a href="" name="c._Telinga_dalam"></a><h5> <span class="mw-headline"> c. Telinga dalam<br />
</span></h5>Telinga bagian dalam terdiri atas:<br />
<br />
1) Tingkap jorong dan tingkap bulat, merupakan membran yang terdapat pada pangkal saluran rumah siput (kokhlea). Tingkap jorong<br />
merupakan membran berbentuk oval yang berhubungan dengan tulang sanggurdi. Sedangkan tingkap bundar merupakan membran<br />
berbentuk bundar/ bulat. Tingkap berfungsi untuk menyalurkan getaran ke telinga dalam dan tingkap bulat sebagai penyeimbang getaran.<br />
<br />
2) Saluran rumah siput (kokhlea), yaitu saluran berbentuk spiral menyerupai rumah siput. Di dalam kokhlea ( di bagian tengah) terdapat organ corti, yang berisi ribuan "sel rambut" yang peka terhadap getaran. Impuls yang timbul di dalam sel rambut tersebut diteruskan oleh saraf auditori ke otak (lihat Gambar 3.13). <br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Osikel.JPG" title="Image:osikel.JPG"><img alt="Image:osikel.JPG" border="0" height="342" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/c/c8/Osikel.JPG" width="578" /></a><br />
<br />
3) Tiga saluran setengah lingkaran (kanalis semi sirkularis), yaitu tiga buah saluran setengah lingkaran yang satu dengan yang lain membentuk sudut 90°. Pada ujung setiap saluran terdapat penebalan (menggelembung) yang disebut ampulla dan bergabung dengan utrikulus dan sakulus. <br />
<br />
Bagaimanakah kita dapat mendengar suatu bunyi? Kita dapat mendengar suatu bunyi pada dasarnya dengan urutan sebagai berikut (lihat Gambar 3.15).<br />
1) Gelombang bunyi diterima daun telinga.<br />
2) Gelombang bunyi disalurkan masuk oleh liang telinga.<br />
3) Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga.<br />
4) Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang. pendengaran (osikel).<br />
5) Getaran diteruskan ke tingkat jorong dan menggetarkan cairan limfe di dalam kokhlea.<br />
6) Getaran cairan limfe di dalam kokhlea menggerakkan sel reseptor organ korti, yang menghasilkan impuls untuk dihantarkan oleh<br />
saraf pendengar ke otak untuk diartikan.<br />
7) Getaran cairan limfe juga menggerakkan tingkap bulat bergerak keluar masuk untuk mengatur tekanan udara di dalam agar seimbang dengan tekanan di luar. <br />
<br />
Bunyi yang didengar manusia adalan bila bunyi tersebut mempunyai frekuensi 20 - 20 000 getaran/detik (Hz). <br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Jalan_gelombang.JPG" title="Image:jalan gelombang.JPG"><img alt="Image:jalan gelombang.JPG" border="0" height="289" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/0/05/Jalan_gelombang.JPG" width="543" /></a><br />
<br />
Selain sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai indra keseimbangan. Fungsi keseimbangan ini terdapat pada telinga dalam yang dilaksanakan oleh tiga saluran setengah lingkaran utrikulus dan sakulus. Dengan adanya tiga organ tersebut maka telinga bagian dalam dapat mendeteksi:<br />
1) Posisi tubuh yang berhubungan dengan gravitasi (keseimbangan statis) yang dilakukan oleh utrikulus dan sakulus.<br />
2) Gerakan tubuh (keseimbangan dinamis) yang dilakukan oleh tiga saluran setengah lingkaran.<br />
<br />
Pada ujung setiap saluran setengah lingkaran terdapat struktur yang disebut ampulla. Di dalamnya terdapat reseptor menyerupai rambut yang berhubungan dengan serabut saraf otak. Sel-sel yang menyerupai rambut tersebut menghadap ke bagian yang berbentuk jeli (lihat Gambar 3.15). Dengan adanya gerakan tubuh (kepala), maka cairan yang ada di dalam saluran setengah lingkaran bergerak dan merangsang sel reseptor seperti rambut tersebut. Oleh sel reseptor gerakan tersebut diubah menjadi impuls dan diteruskan ke otak dan otak memerintah otot menjaga keseimbangan tubuh. Sedangkan di utrikulus dan sakulus terdapat batu kecil yang disebut otolith. Batu tersebut merangsang dengan cara menekan sel reseptor serta bereaksi terhadap gravitasi. Otak akan dapat menentukan posisi kepala dari gerakannya. <br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Reseptor.JPG" title="Image:reseptor.JPG"><img alt="Image:reseptor.JPG" border="0" height="270" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/8/8b/Reseptor.JPG" width="614" /></a><br />
<br />
<a href="" name="3._Hidung"></a><h3> <span class="mw-headline"> 3. Hidung </span></h3>Hidung manusia merupakan organ tempat beradanya reseptor pembau (khemoreseptor). Maka dengan organ ini kita dapat mengetahui berbagai macam bau. Bahkan hanya dengan mambau saja kita dapat mengetahui nama benda tanpa harus melihatnya. Sel-sel reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsangan zat kimia berupa uap terletak di rongga hidung bagian atas (lihat Gambar 3.16). Daerah ini<br />
memiliki ukuran sekitar 250 mm2. Sel-sel reseptor ini mempunyai rambut-rambut halus (silia) di ujungnya dan diliputi selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap. Dari sel-sel reseptor ini rangsang dibawa oleh serabut saraf menuju pusat pembau di otak. <br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Rangsang_bau.JPG" title="Image:rangsang bau.JPG"><img alt="Image:rangsang bau.JPG" border="0" height="278" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/7/71/Rangsang_bau.JPG" width="578" /></a><br />
<br />
Kita dapat membau suatu zat karena zat yang berupa uap tersebut masuk ke rongga hidung sewaktu kita menarik napas. Zat tersebut akan dilarutkan pada selaput lendir dan merangsang sel-sel reseptor, kemudian dibawa oleh saraf pembau ke otak sehingga kita dapat mengetahui bau tersebut. <br />
<br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Proses_membau.JPG" title="Image:proses membau.JPG"><img alt="Image:proses membau.JPG" border="0" height="134" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/7/7a/Proses_membau.JPG" width="582" /></a><br />
<br />
<a href="" name="4._Lidah"></a><h3> <span class="mw-headline"> 4. Lidah<br />
</span></h3>Lidah merupakan tempat beradanya indra pengecap (khemoreseptor). Zat yang dapat dikecap adalah zatzat kimia berupa larutan. Pada saat kita mengecap makanan, rasa yang timbul sebenarnya adalah perpaduan antara rasa dan bau. Oleh karena itu indra pengecap erat kaitannya dengan indra pembau. Lidah terbentuk oleh jaringan otot yang ditutupi oleh selaput lendir yang selalu basah dan berwarna<br />
merah jambu. Di dalam mulut, permukaan lidah terasa halus dan licin. Coba kalian perhatikan lidah kalian di cermin, maka akan tampak tonjolan-tonjolan kecil di permukaan lidah. Tonjolan kecil itu disebut papila. Ada tiga jenis papila yang ada di permukaan lidah yaitu:<br />
a. Papila sirkumvalata, yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di pangkal lidah, berjajar membentuk huruf V.<br />
b. Papila fungiformis, yang berbentuk seperti jamur. Papila ini menyebar di permukaan ujung dan sisi lidah.<br />
c. Papila filiformis, yang berbentuk seperti rambut. Papila ini merupakan papila terbanyak. Papila inilebih banyak berfungsi sebagai perasa sentuhan daripada pengecap. <br />
<br />
Pada papila-papila inilah terdapat kuncup pengecap yang merupakan kumpulan ujung-ujung saraf pengecap dan oleh serabut-serabut saraf<br />
dihubungkan dengan otak. Suatu zat dapat dirasakan oleh lidah bila zat tersebut berupa larutan. Larutan tersebut kemudian memenuhi parit-parit di sekitar papila-papila. Karena pada papila tersebut terdapat kuncup-kuncup pengecap, maka zat yang mengisi parit tersebut<br />
merangsang kuncup pengecap. Rangsangan ini diteruskan oleh serabut saraf menuju ke otak untuk diartikan. Kuncup-kuncup pengecap dapat membedakan empat rasa pokok yaitu asam, pahit, manis dan asin. Namun terkadang kita juga dapat merasakan lebih<br />
dari empat rasa tersebut. Hal ini terjadi karena melibatkan faktor-faktor lain yaitu: <br />
<br />
a. Kombinasi keempat rasa utama tersebut menghasilkan rasa baru.<br />
b. Peranan reseptor-reseptor pencium, suhu dan sentuhan.<br />
<br />
Keempat rasa tersebut di atas, dirasakan oleh kuncup-kuncup pengecap yang berbeda dan kuncupkuncup tersebut berkumpul pada bagian tertentu di permukaan lidah (lihat Gambar 3.17). Namun tiap orang mempunyai variasi keluasan daerah penyebaran rasa tersebut. <br />
<br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Rasa_lidah.JPG" title="Image:rasa lidah.JPG"><img alt="Image:rasa lidah.JPG" border="0" height="243" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/7/72/Rasa_lidah.JPG" width="545" /></a><br />
<br />
<a href="" name="5._Kulit"></a><h3> <span class="mw-headline"> 5. Kulit<br />
</span></h3>Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai indra perasa dan peraba. Reseptor-reseptor yang terdapat pada kulit adalah:<br />
a. Korpus meissner, yang terletak di dekat permukaan kulit. Berfungsi untuk menerima rangsang sentuhan/ rabaan. Reseptor ini<br />
tersebar tidak merata di permukaan kulit. Ujung jari memiliki paling banyak reseptor peraba.<br />
b. Korpus pacini, yang berfungsi menerima rangsang tekanan. Letaknya di bawah lapisan dermis.<br />
c. Korpus ruffini, berfungsi untuk menerima rangsang panas. Letaknya di lapisan dermis.<br />
d. Korpus krause, befungsi untuk menerima rangsang dingin. Letaknya di lapisan dermis.<br />
e. Ujung saraf tanpa selaput, yang peka terhadap rasa sakit/ nyeri. Letaknya di lapisan epidermis. Saraf ini sangat penting untuk keselamatan tubuh. Jika terjadi sesuatu yang tidak menguntungkan, saraf ini cepat bereaksi, antara lain dengan adanya gerak refleks.<br />
<br />
<a href="" name="D._Kelainan_dan_Penyakit_pada_Sistem_Indra"></a><h1> <span class="mw-headline"> D. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Indra </span></h1>Beberapa kelainan atau penyakit pada alat indra yang biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain: <br />
<a href="" name="1._Miopi_.28Rabun_Jauh.29"></a><h3> <span class="mw-headline"> 1. Miopi (Rabun Jauh) </span></h3>Yaitu kelainan pada mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh di depan retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu cembung atau garis tengah mata panjang. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa negatif. <br />
<a href="" name="2._Hypermetropi_.28Rabun_Dekat.29"></a><h3> <span class="mw-headline"> 2. Hypermetropi (Rabun Dekat) </span></h3>Yaitu kelainan mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh di belakang retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu pipih atau garis tengah mata pendek. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa positif. <br />
<a href="" name="3._Presbiopi"></a><h3> <span class="mw-headline"> 3. Presbiopi </span></h3>Yaitu kelainan pada mata karena tidak elastisnya lensa mata untuk berakomodasi. Penderita kelainan ini biasanya menggunakan lensa ganda yaitu lensa positif dan lensa negatif. <br />
<a href="" name="4._Rabun_Senja"></a><h3> <span class="mw-headline"> 4. Rabun Senja </span></h3>Kelainan pada mata karena defisiensi vitamin A. Akibatnya penderita kesulitan melihat benda saat<br />
terjadi perubahan dari terang ke gelap atau saat senja. <br />
<a href="" name="5._Katarak"></a><h3> <span class="mw-headline"> 5. Katarak </span></h3>Yaitu mengeruhnya lensa mata, yang dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau juga faktor usia. <br />
<a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Tiga_komp.JPG" title="Image:tiga komp.JPG"><img alt="Image:tiga komp.JPG" border="0" height="657" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/c/c1/Tiga_komp.JPG" width="588" /></a>ariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4351045719473621063.post-23560432633155490792011-06-04T07:30:00.000-07:002011-06-04T07:30:26.459-07:00Reseptor dan lintasan indra pengecap<h3 class="post-title entry-title"> Panca Indera </h3><div class="post-header"> </div>PANCA INDERA<br />
<br />
Indera adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk perubahan lingkungan. Agar dapat terjadi suatu penginderaan harus dipenuhi empat syarat mutlak yaitu :<br />
<br />
1. Adanya stimulus atau perubahan lingkungan yang mampu unuk membangkitkan respon sistem syaraf<br />
2. Reseptor atau organ indra harus dapat menerima stimulus dan mengubahnya menjadi impuls syaraf<br />
3. Impuls syaraf harus dihantarkan sepanjang lintasan sysraf dari reseptor atau organ indra ke otak<br />
4. Pusat indra yang bersangkutan di otak harus menterjemahkan impuls syaraf yang diterimanya menjadi sebuah kesan.<br />
<br />
Setiap indera menerima stimulus khusus untuk penginderaan yang sesuai. Impuls sensoris yang berakhir pada pusat-pusat indera di otak, akan menimbulkan penginderaan yang disadari. Jika impuls dari organ indera dihantarkan ke medula spinalis maka akan terjadi juga aktivitas motoris tetapi penginderaan yang dihasilkan bersifat tidak disadari.<br />
Alat indera pada mamalia dapat diklasifikasikan menjadi :<br />
1. Menurut distribusinya<br />
<br />
- Indera umum<br />
Tersebar luas di seluruh tubuh, contohnya adalah alat indera.<br />
<br />
- Indera khusus<br />
Indera ini hanya berada di tempat-tempat tertentu, contohnya adalah fotoreseptor pada retina mata.<br />
<br />
2. Menurut lingkungan fisik yang mempengaruhinya<br />
<br />
- Eksteroreseptor<br />
Eksteroreseptor menerima stimulus dari luar tubuh, terletak di bagian tubuh. Terletak pada bagian tubuh yang dapat berhubungan langsung dengan lingkungan luar.<br />
<br />
- Interoreseptor<br />
Interoreseptor stimulus dari dalam tubuh, terletak di dalam otot, sendi, tendon, dan organ-organ visera. Tiap otot rangka, tendon dan persendian memiliki proprioreseptor, yang peka terhadap perubahan tegangan atau regangan otot. Impuls dari proprioreseptor sangat penting untuk dapat terjadi kontraksi yang serasi dari beberapa otot yang terlibat dalam suatu gerakan, dan untuk mempertahankan keseimbangan posisi tubuh.<br />
<br />
INDERA PERABA<br />
<br />
Indera peraba merupakan indera yang paling penting sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, teruama di ujung jari dan bibir.<br />
<br />
Klasifikasi reseptor antara lain:<br />
Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu<br />
1. Termo reseptor (peka terhadap perubahan suhu)<br />
2. Mekano reseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan)<br />
3. Kemo reseptor (peka terhadap perubahan kimiawi)<br />
4. Osmo reseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).<br />
<br />
Berdasarkan sumber rangsangan<br />
1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar<br />
2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskulo skeletal<br />
3. Interoresptor, terletak pada visera/alat dalam dan pembulih darah.<br />
<br />
Berdasarkan morfologi<br />
1. Badan terakhir yang bebas/terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya<br />
2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan syaraf di samping syaraf badan akhir syaraf<br />
<br />
Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain :<br />
<br />
Ujung Syaraf Bebas<br />
Serat syaraf sensorik aferen berakhir sebagaiujung akhir syaraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir syaraf bebas ini merupakan serat syaraf yang tak bermielin, atau serat syaraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat syaraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat syaraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri,dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat syaraf yabg berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambutdalam dermis.<br />
<br />
Beberapa syaraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis berhubuingan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir syaraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespons rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.<br />
<br />
Korpuskulus Peraba (Meissner)<br />
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, putting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium syaraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel syaraf menyuplai setiap korpuskel dan serat syaraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).<br />
<br />
Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)<br />
korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, putting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.<br />
<br />
Setiap korpuskulus disuplai oeh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwann-nya pada tepi korpuskulus. Akson syaraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya.<br />
Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.<br />
<br />
Korpuskulus Gelembung (Krause)<br />
korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut.korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann.seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir syaraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya berkurabg dengan bertambahnya usia.<br />
Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.<br />
<br />
Korpuskulus Ruffini<br />
korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir syaraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.<br />
<br />
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir syaraf tak bermielin yang bebas, bercabang di sekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.<br />
<br />
<br />
<br />
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah.<br />
Setiap orang normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.<br />
<br />
Indera Manusia ada lima sehingga disebut panca indera disertai arti definisi / pengertian, yaitu :<br />
1. Indera Penglihatan / Penglihat = Mata<br />
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Orang yang tidak memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, anjing pemandu, dll untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk bergerak.<br />
<br />
2. Indera Penciuman / Pencium = Hidung<br />
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.<br />
<br />
3. Indera Pengecap = Lidah<br />
<br />
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pait.<br />
<br />
4. Indera Pendengaran / Pendengar = Telinga / Kuping<br />
<br />
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.<br />
<br />
5. Indera Peraba = Kulit<br />
<br />
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll.<br />
<br />
Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup kelompok, yakni :<br />
1. Kemoreseptor<br />
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (idung) dan indra pengecap (lidah).<br />
2. Mekanoreseptor<br />
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping).<br />
3. Photoreseptor / Fotoreseptor<br />
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau mata.ariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4351045719473621063.post-32855162329020310002011-06-04T07:28:00.000-07:002011-06-04T07:28:47.189-07:00Indra Penciuman<h2><a href="http://a62747.wordpress.com/2010/05/29/indra-pengecap/" rel="bookmark" title="Permanent link to Indra penciuman">Indra penciuman</a></h2><div class="metadata"> Posted May 29, 2010 by dessy rabiah paradhita in <a href="http://a62747.wordpress.com/category/uncategorized/" rel="category tag" title="View all posts in Uncategorized">Uncategorized</a>. <span class="feedback"><a href="http://a62747.wordpress.com/2010/05/29/indra-pengecap/#respond" title="Comment on Indra penciuman">Leave a Comment</a></span></div><div class="entry"> PENCIUMAN/PEMBAUAN<br />
Reseptor Pembau adalah komoreseptor yang dirangsang oleh molekul – molekul larutan dalam cairan hidung. Reseptor pembau merupakan reseptor jauh (tele reseptor) karena lintasan pembauan tidak memiliki hubungan dalam thalamus dan tidak terdapat di daerah proyeksi pada neocortex penciuman (Ganong, 1979).<br />
Membrana offactoria terletak pada bagian superior rongga hidung. Di bagian medical ia melipat keatas concana superior dan bahkan ada yang berada di concha media. Pada setiap rongga hidung membrana olfactoria mempunyai luas permukaan 2,4 cm. Organon olfacus terdapat di dataran medical concha nasalis superior dan pada dataran septumasi yang berhadapan dengan concha masalis superior. Saat seseorang menarik nafas maka sesibilirasa pembanya akan lebih kuat karena letak organon olfacus disebelah atasnya. Sensai pembauan tergantung pada konsentrasi penguapan, misalnya skatol (bau busuk pada facces) karena konsentrasinya pekat maka baunya busuk (Guyton, 1983).<br />
Impuls – impuls bau dihantarkan oleh filum olfactetorium yang bersinopsis dengan cabang – cabang dendrit sel mitral dan disebut sinopsis glomerulus. Neurit sel mitral meninggalkan bulbus olfactorius untuk berjalan di dalam area medialis dan berakhir di dalam area. Pusat pembauan ada di uneus. Neurit – beurit sel mitral mempunyai cabang – cabang yang menuju ke sel glanuta akan mengadakan sinopso di sinopsi axomatis. Sebagian dari neurit – neurit sel mitral berjalan dalam strialate ralis dan berakhir dalam incus, sebagian dari neurit tersebut berjalan di dalam stria medialis dan berakg\hir di dalam area septialis ( Radiopoetro, 1986)<br />
Jalannya impuls pembauan adalah sebagai berikut : Impuls – impuls bau dihantarkan oleh filum olfactorium yang bersinopsi dengan cabang – cabang dari dendrit sel mitral dan disebut siniopsis glomerulus. Neurit sel mitral meninggalkan bulbus olfactorius untuk berjalan di dalam area medialis dan berakhir di dalam area. Pusat pembauan ada di incus. Neurit – neurit sel mitral berjalan dalam strialate ralis dan berakhir dalam incus (Ganong, 1979)<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Ganong, W.F, 1983, Fisiologi Kedokteran, Jakarta : CV. EGC.<br />
Guyton, A. C., 1983, Fisiologi Kedokteran 2, Jakarta : CV. EGC.<br />
Radiopoetro, R., 1986, Psikologi Faal 1, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.<br />
Seksi Laboratorium Psikologi Faal, 2001, Petunjuk Praktikum Psikologi Faal, Yogyakarta : Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM.<br />
</div>ariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4351045719473621063.post-61317904129834940622011-06-04T07:21:00.000-07:002011-06-04T07:21:31.467-07:00<!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14pt;">Mekanisme Sensoris dan Motoris</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14pt;">Indera</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Indera mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Indera yang kita kenal ada lima, yaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">1. Indera penglihat (mata)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">2. Indera pendengar (telinga)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">3. Indera peraba (kulit)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">4. Indera pengecap (lidah)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">5. Indera pencium (hidung).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Kelima indera tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">karenanya disebut </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">eksoreseptor.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">i</span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">nteroreseptor.</span><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Sel-sel </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">interoreseptor </span><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">misalnya terdapat pada sel otot, tendon,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">ligamentum, sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">manusia. Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">kinestesis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E0o00; font-size: 10pt;">INDERA PENGLIHATAN (MATA)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otototot</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">bulu mata.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E0o00; font-size: 10pt;">1. Bola Mata</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E1o00; font-size: 9pt;">Gambar 1. Struktur bola mata dilihat dari samping</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">a. Sklera</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">(tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">kornea.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">b. Koroid</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">(anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">c. Retina</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">daerah ini disebut </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">bintik buta.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">aqueous</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">humor </span><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">vitreous humor. </span><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Kedua</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">konjungtivitis.</span><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Untuk</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">kelenjar air mata </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">(kelenjar lakrimal) </span><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">yang terdapat di bawah alis. Air mata</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E0o00; font-size: 10pt;">2. Otot Mata</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">otot rektus </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">(rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E0o00; font-size: 10pt;">3. Fungsi Mata</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">sel kerucut (sel konus) </span><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">dan </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">sel</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">batang (sel basilus). </span><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">pigmen ungu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">rodopsin, </span><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">yaitu suatu senyawa</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">disebut </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">adaptasi gelap </span><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">(disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">sulit untuk melihat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">iodopsin </span><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">yang merupakan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">menyebabkan buta warna.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">titik dekat (punctum</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">proximum).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">titik jauh (punctum</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">remotum). </span><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">pemfokusan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">mengubah bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">pada jarak yang berbeda-beda disebut </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">daya akomodasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E2o00; font-size: 10pt;">Gambar 2.a. Akomodasi mata saat melihat jauh</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E2o00; font-size: 10pt;">b. Akomodasi mata saat melihat dekat</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">cara mengubah fokus lensa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E0o00; font-size: 10pt;">4. Kelainan pada Mata</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40 tahun</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">- 50 tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">oleh karena itu memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">mata cembung (positif). Cacat mata seperti ini disebut </span><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">presbiopi </span><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">atau mata tua</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">karena proses penuaan. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa berkurang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">pada anak-anak; disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">jatuh di belakang retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DFo00; font-size: 10pt;">hipermetropi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4DDo00; font-size: 10pt;">Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">depan retina. Pada mata dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">mereka hanya dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada anakanak.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">Astigmatisma </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">menolong orang yang cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">beberapa fokus.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4EAo00; font-size: 10pt;">Gambar 3. Kelainan mata : (a) Miopi, (b) Hipermetropi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">terkena katarak pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Kelainan-kelainan mata yang lain adalah:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4ECo00; font-size: 10pt;">ı </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Imeralopi (rabun senja): pada senja hari penderita menjadi rabun</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4ECo00; font-size: 10pt;">ı </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Xeroftalxni: kornea menjadi kering dan bersisik</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4ECo00; font-size: 10pt;">ı </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Keratomealasi: kornea menjadi putih dan rusak.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">Indera Pendengaran</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4EEo00; font-size: 10pt;">1. Susunan Telinga</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">dalam.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">a. Telinga luar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">timpani (gendang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">telinga). </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">5</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4EAo00; font-size: 10pt;">Gambar 4. Struktur telinga pada manusia</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">b. Telinga tengah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">seimbang. Di dalamnya terdapat saluran </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">Eustachio </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">yang menghubungkan telinga</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">yang transparan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">adalah </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">tulang martil (maleus) </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">menempel pada gendang telinga dan </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">tulang landasan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">(inkus). </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">tulang sanggurdi (stapes) </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">yang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">jendela oval.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">c. Telinga dalam</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">membran. Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">1. Tiga saluran setengah lingkaran</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">2. Ampula</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">3. Utrikulus</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">4. Sakulus</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">5. Koklea atau rumah siput</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Koklea mengandung </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">organ Korti </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">membran Reissner, </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">sedangkan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">membran basiler. </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Dalam</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">membran tektorial</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">berhadapan dengan membran tektorial.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">terhadap rangsang bunyi ini disebut </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">organ Korti.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">6</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">Cara kerja indra pendengaran</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambutrambut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">dalam otak melalui saraf pendengaran.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4EEo00; font-size: 10pt;">2. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4EAo00; font-size: 10pt;">Gambar 5. Alat-alat keseimbangan pada telinga</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">ampula </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">yang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">disebut </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">kupula. </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">otolith, </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">Indera Peraba</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">panas, dingin, sakit, dan tekanan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">7</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4EEo00; font-size: 10pt;">1. Susunan Kulit</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">pertama </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">adalah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">stratum germinativum </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">Kedua,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">stratum granulosum </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">yang berisi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">(melanin).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Lapisan </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">ketiga </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">merupakan lapisan yang transparan disebut </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">stratum lusidum </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">dan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">lapisan </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">keempat </span><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">(lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut </span><span style="font-family: TT4E7o00; font-size: 10pt;">stratum korneum.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">G</span><span style="font-family: TT4EAo00; font-size: 10pt;">ambar 6. Penampang kulit manusia beserta reseptor-reseptornya</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4EEo00; font-size: 10pt;">2. Fungsi Kulit</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang;</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">reseptorreseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">terletak di dekat epidermis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">Indera Pengecap</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">8</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">mempunyai tonjolan seperti rambut. Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">(papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi paritparit, dan bentuk jamur. Tunas</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping dari</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4EAo00; font-size: 10pt;">Gambar 7. Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">Indera Pembau</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">Indera pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">tunas pengecap. Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambutrambut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: TT4E6o00; font-size: 10pt;">pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: TT4EAo00; font-size: 10pt; line-height: 115%;">Gambar 8. Struktur indera pembau</span></div>ariefhttp://www.blogger.com/profile/12093077727206868110noreply@blogger.com0